Meta Buru Situs Phishing yang Tiru Facebook dkk
Hide Ads

Meta Buru Situs Phishing yang Tiru Facebook dkk

Anggoro Suryo Jati - detikInet
Rabu, 22 Des 2021 09:45 WIB
Facebook employees take a photo with the companys new name and logo outside its headquarters in Menlo Park, Calif., Thursday, Oct. 28, 2021, after the company announced that it is changing its name to Meta Platforms Inc. (AP Photo/Tony Avelar)
Foto: AP/Tony Avelar
Jakarta -

Meta tengah berburu penjahat siber yang membuat melakukan aksi penipuan phishing dengan meniru Facebook, Messenger, WhatsApp, dan Instagram.

Penjahat siber ini, menurut Meta, sudah beraksi sejak 2019 dan membuat lebih dari 39 ribu situs yang meniru berbagai layanan Meta, dan seringkali sukses menipu korban-korbannya.

Dalam postingan blognya, induk Facebook itu menjelaskan kalau si penjahat menggunakan layanan relay bernama Ngrok untuk mengalihkan trafik internet ke situs palsu yang mereka buat, sambil tentunya menutupi identitas dan lokasi asli mereka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Korban yang mengklik link phishing akan dibawa ke laman login yang menyerupai Facebook, Instagram, Messenger, ataupun WhatsApp. Saat si korban mencoba login, maka si penjahat ini akan mendapat informasi username dan passwordnya.

Kejahatan ini mulai menyebar luas pada Maret 2021 lalu, dan Meta mengaku sudah bekerja sama dengan Ngrok untuk menghapus URL yang dipakai oleh pelaku. Untuk itulah Meta kemudian mengambil langkah hukum untuk menghentikan kejahatan tersebut.

ADVERTISEMENT

Dalam gugatannya Meta tak cuma mempermasalahkan serangan phishing yang dilakukan, melainkan juga masalah pelanggaran hak cipta, karena pelaku juga menggunakan logo berbagai layanan Meta yang sudah terdaftar hak ciptanya, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Selasa (21/12/2021).

"Dengan membuat dan menyebarkan URL ke situs phishing, pelaku juga mengaku sebagai representasi Facebook, Messenger, Instagram, ataupun WhatsApp, tanpa seizin pemilik," tulis Meta dalam gugatannya.

"Penggugat terdampak dan menderita kerugian dari skema phishing ini, yang merusak nama dan reputasi, serta berbahaya untuk penggunanya," lanjutnya.

Meta bukan satu-satunya perusahaan yang terkena dampak dari berbagai aksi phishing. Pada Oktober lalu Google juga melaporkan aksi phishing berskala besar yang mencoba mencuri cookies login dari para kreator konten, yang membuat username dan password mereka bocor.




(asj/afr)