Untuk urusan siapa paling kaya di China dan perusahaan siapa yang paling besar, Jack Ma dahulu kerap bersaing dengan Ma Huateng atau biasa juga dipanggil Pony Ma. Jack Ma dengan Alibaba dan Ma Huateng punya Tencent. Kini keduanya berpotensi bernasib sama di hadapan pemerintah China.
Jack Ma memang lebih parah, sudah sekitar 10 bulan tidak muncul terbuka dan perusahaannya kena denda serta regulasi ketat. Ma Huateng memang masih bebas, namun Tencent kelihatannya semakin diincar oleh pemerintah.
Terbaru, kejaksaan di Beijing menginisiasi gugatan sipil terhadap WeChat, layanan messaging andalan Tencent. Sebabnya, fitur 'youth mode' di WeChat dinilai tidak sesuai dengan peraturan hukum untuk melindungi anak di bawah umur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti dikutip detikINET dari Guardian, Rabu (11/8/2021) gugatan didaftarkan di pengadilan Beijing melawan Shenzhen Tencent Computer Systems. Tak disebutkan secara mendetail kenapa 'youth mode' melanggar hukum, pasalnya justru fitur ini mencegah anak muda mengakses layanan pembayaran di WeChat atau fitur sensitif lain.
Tencent menyatakan akan menginvestigasinya. "Kami akan memeriksa dan meneliti fungsi WeChat Youth Mode, menerima saran dari user dengan rendah hati dan dengan jujur merespons gugatan sipil," sebut Tencent.
Minggu silam, media pemerintah China, Xinhua, mengkritik keras game online, bahkan menyebutnya sebagai narkoba elektronik. Hal itu membuat saham Tencent, turun sampai 11% ketika artikel di Xinhua dipubikasikan. Ma Huateng pun hartanya mengalami penurunan sampai USD 3,2 miliar atau di kisaran Rp 45,8 triliun.
Dalam artikel itu, Xinhua menilai game online telah menimbulkan masalah bagi anak-anak muda seperti kecanduan dan bahkan menjulukinya sebagai narkoba online. "Beberapa pelajar menghabiskan sampai delapan jam setiap hari untuk memainkan game Honor of Kings dari Tencent," sebut mereka.
Sebelumnya, saham Tencent juga sempat anjlok lantaran otoritas China meminta mereka mengakhiri kesepakatan lisensi dengan label musik di berbagai negara. Langkah ini dilakukan karena Tencent terlalu menguasai industri musik online negara itu dengan market share 80%.
(fyk/fay)