Indonesia Corruption Watch (ICW) mengeluhkan peretasan yang dialami mereka. Menkominfo Johnny G Plate mengingatkan soal fitur keamanan.
"Sebagai bentuk antisipasi, pengguna platform media sosial, email, ataupun aplikasi pesan singkat diharapkan mengaktifkan fitur-fitur keamanan tambahan yang telah disiapkan dari masing-masing aplikasi," kata Johnny dalam pernyataannya, Selasa (18/5/2021).
Johnny menyebutkan soal fitur Two Factor Authentication dan Biometrik jari dan wajah. Terkait dengan keluhan ICW, Johnny mengatakan kewenangan investigasi ada pada polisi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kewenangan investigasi kasus kriminal di ruang digital, termasuk kasus peretasan akun WA, pada umumnya berada pada domain Polri," kata dia.
Kominfo hanya bisa melakukan investigasi sesuai aturan yang ada di UU ITE. Dalam hal ini, Kominfo harus menerima dahulu laporan ke unit penyidikan PPNS (Penyidik Pegawai Negeri Sipil) Kominfo
"Sejauh ini belum ada laporan resmi yang masuk ke Kominfo kecuali informasi yang berkembang di media on line dan media sosial," ujar Menkominfo.
Sebelumnya, ICW memaparkan 9 pola peretasan yang dilakukan oknum untuk membobol forum ICW. Peneliti ICW Wana Alamsyah menjelaskan polanya sebagai berikut:
- Pertama, menggunakan nama para pembicara untuk masuk ke media Zoom;
- Kedua, menggunakan nama para staf ICW untuk masuk ke media Zoom;
- Ketiga, menunjukkan foto dan video porno di dalam ruangan Zoom;
- Keempat, mematikan mik dan video para pembicara;
- Kelima, membajak akun ojek online Nisa Rizkiah puluhan kali guna mengganggu konsentrasinya sebagai moderator acara;
- Keenam, mengambil alih akun WhatsApp kurang-lebih 8 orang staf ICW. Sebagian nomor ada yg di-take over, sebagian sudah berhasil dipulihkan, sedangkan beberapa orang lainnya mengalami percobaan;
- Ketujuh, beberapa orang yang nomor WhatsApp-nya diretas sempat mendapatkan panggilan telepon masuk menggunakan nomor luar negeri (Amerika Serikat) dan puluhan kali dari nomor asal provider Telkomsel.
- Kedelapan, percobaan mengambil alih akun Telegram dan e-mail beberapa staf ICW. Namun upaya pengambilalihan gagal;
- Kesembilan, tautan yang diberikan kepada pembicara Abraham Samad tidak dapat diakses tanpa alasan yang jelas.
(fay/fyk)