Blokir Huawei Diperketat, China: AS Tak Bisa Dipercaya
Hide Ads

Blokir Huawei Diperketat, China: AS Tak Bisa Dipercaya

Anggoro Suryo Jati - detikInet
Senin, 15 Mar 2021 07:49 WIB
US President Joe Biden gestures as he speaks on the anniversary of the start of the Covid-19 pandemic, in the East Room of the White House in Washington, DC on March 11, 2021. (Photo by MANDEL NGAN / AFP)
Presiden AS Joe Biden. Foto: AFP/MANDEL NGAN
Jakarta -

Dilantiknya Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat sempat dianggap sebagai angin segar bagi Huawei. Namun tampaknya posisi Biden masih sama dengan dengan Donald Trump, yaitu menganggap Huawei sebagai ancaman untuk keamanan nasional.

Baru-baru ini Presiden Biden mengubah isi aturan lisensi untuk pemasok komponen bagi Huawei. Yaitu membatasi pasokan komponen yang bisa digunakan untuk perangkat 5G. Alhasil Huawei pun makin sulit mendapat pasokan komponen untuk perangkat 5G-nya

Langkah ini bisa mengganggu kontrak yang sudah terlanjur dibuat berdasarkan isi peraturan yang sebelumnya. Perubahan ini pun dikomentari oleh pemerintah China, yang menyebut AS sebagai negara yang tak bisa dipercaya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian, perseteruan seperti ini tak akan menghasilkan pemenang, dan bahkan merugikan perkembangan teknologi, baik bagi AS dan China, dan juga negara lain di dunia, demikian dikutip detikINET dari Gizchina, Senin (15/3/2021).

"Ini akan mengganggu pertukaran teknologi dan perdagangan antara dua negara dan juga negara lain. Ini juga akan merusak industri pasokan global. AS harus menghentikan tekanan terhadap perusahaan China secepatnya dan memperlakukan perusahaan China secara adil, dan tak diskriminatif," ujar Zhao.

ADVERTISEMENT

Langkah pemerintah AS terbaru ini menambah panjang bermacam pembatasan yang mereka lakukan terhadap Huawei, yang dimulai dengan dimasukkannya Huawei ke dalam 'Entity List' pada 2019, yang membuat perusahaan AS sulit berbisnis dengan Huawei.

Bagi Huawei, pembatasan tersebut menyebabkan mereka tak bisa bekerja sama dengan Google terkait lisensi Android. AS memang mengizinkan perusahaan AS dan pengguna teknologi AS untuk berbisnis dengan Huawei, namun syaratnya mereka harus mengajukan lisensi.

Tetapi, Januari lalu secara total ada 116 lisensi bernilai USD 119 miliar yang ditolak oleh pemerintahan AS. Berdasarkan dokumen Kementerian Perdagangan AS, hanya ada empat lisensi yang lolos dengan nilai sekitar USD 20 juta.




(asj/afr)