Masuk Blacklist AS, Begini Tanggapan DJI
Hide Ads

Masuk Blacklist AS, Begini Tanggapan DJI

Anggoro Suryo Jati - detikInet
Senin, 21 Des 2020 22:35 WIB
DJI Mavic Air
Foto: Moch Prima Fauzi/detikINET
Jakarta -

Sejumlah perusahaan asal China masuk dalam daftar hitam Kementerian Perdagangan Amerika Serikat, termasuk DJI. Apa tanggapan mereka?

DJI masuk daftar Entity ini karena dianggap sebagai risiko keamanan nasional AS, dan juga dianggap ikut serta dalam pelanggaran HAM di China. Dampaknya adalah perusahaan yang berbasis di AS dilarang berbisnis dengan DJI.

Meski masuk dalam daftar Entity, DJI menyebut bahwa warga yang tinggal di AS masih tetap membeli drone buatan mereka. Mereka pun menyatakan kekecewaannya karena dimasukkan ke dalam daftar tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"DJI kecewa dengan keputusan Kementerian Perdagangan AS. Namun konsumen di Amerika tetap bisa membeli dan menggunakan produk DJI secara normal," tulis DJI dalam pernyataannya.

"DJI bakal tetap berkomitmen untuk mengembangkan produk paling inovatif di industri ini yang menjadi ciri dari perusahaan kami dan menguntungkan dunia," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Namun mereka menolak memberikan perkiraannya tentang apa yang akan terjadi di masa depan setelah mereka masuk ke dalam daftar Entity ini. karena biasanya perusahaan yang masuk ke dalam daftar ini artinya perusahaan AS dilarang berbisnis dengan DJI.

Itu termasuk teknologi yang dibuat oleh perusahaan asal AS, yang tak bisa lagi dipakai oleh DJI. Sementara itu DJI tak cuma menjual produk ke konsumen mainstream, karena teknologinya juga dipakai oleh bermacam perusahaan yang membutuhkan drone ataupun kamera handheld.

Ini bukan pertama kalinya drone asal China menjadi 'target' pemerintah AS. Sebelumnya Kementerian Pertahanan AS pun sudah melarang pembelian drone buatan asing menggunakan anggaran mereka, yaitu sejak Oktober lalu.

Tudingan semacam ini sudah berulang kali ditepis oleh DJI, menurut mereka, tuduhan membahayakan ancaman nasional itu adalah tuduhan yang tak berdasar, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Senin (21/12/2020).




(asj/fay)