Pembajakan akun Twitter milik sejumlah tokoh ternama untuk mempromosikan penipuan Bitcoin sempat membuat heboh. FBI pun turun tangan untuk menginvestigasi kasus ini.
Tidak lama setelah kasus ini merebak, FBI mengumumkan mereka telah membuka investigasi terhadap kasus pembajakan akun Twitter milik pesohor dunia, termasuk Bill Gates, Jeff Bezos, Barack Obama dan Kanye West.
"Saat ini, akun-akun tersebut tampaknya telah dibobol untuk menjalankan penipuan cryptocurrency," kata divisi FBI San Fransisco dalam keterangannya, dikutip detikINET dari NPR, Jumat (17/7/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami menyarankan masyarakat untuk tidak menjadi korban penipuan ini dengan mengirim cryptocurrency atau uang sehubungan dengan kejadian ini," sambungnya.
Serangan ini tidak hanya menjadi perhatian FBI tapi juga beberapa otoritas di AS. Gubernur New York Andrew Cuomo meluncurkan investigasi lewat Department of Financial Services, begitu juga Jaksa Agung New York Letitia James.
"Serangan kepada Twitter kemarin malam menimbulkan kekhawatiran serius tentang keamanan data dan bagaimana platform seperti Twitter bisa digunakan untuk merusak debat publik," kata James dalam keterangannya.
US Senate Commerce Committee juga meminta penjelasan dari Twitter atas kejadian ini. Senator Partai Republik Roger Wicker telah mengirimkan surat kepada CEO Twitter Jack Dorsey yang meminta perusahaannya untuk memberi penjelasan kepada anggota komite tentang pembajakan ini sebelum 23 Juli.
Pemimpin Senate Intelligence Committee dan House Oversight Committee juga meminta Twitter untuk segera memberi penjelasan.
Seperti diketahui, akun Twitter Bill Gates, Elon Musk, Jeff Bezos dan beberapa tokoh ternama lainnya diretas dan mengunggah cuitan yang mengajak pengikutnya mengirim Bitcoin ke suatu alamat yang kemudian akan digandakan.
"Semua orang meminta saya untuk memberi kembali, inilah waktunya. Saya menggandakan semua kiriman ke alamat BTS saya dalam 30 menit. Kamu kirim USD 1.000, saya kirim balik USD 2.000," demikian isi cuitan di akun Bill Gates.
Twitter mengatakan pembajakan ini merupakan serangan rekayasa sosial terkoordinasi yang menargetkan pegawai yang memiliki akses terhadap tools dan sistem internal.
Tools tersebut digunakan hacker untuk mengambil alih sejumlah akun Twitter ternama dengan me-reset alamat email yang dipakai di akun tersebut, dan membuat mereka sulit untuk mengambil alih kembali akses ke akunnya itu.
(vmp/fay)