Kolom Telematika
Rp 2 Miliar Serta 2 Tahun Berakhir Sudah
Kamis, 06 Okt 2005 17:49 WIB

Jakarta - Dua tahun waktu yang lama untuk menyiapkan situs pemda seperti www.mentawaionline.com. Dengan biaya yang sangat mahal, berkisar Rp 2 miliar, dan berakhir sudah dengan hanya beberapa menit situs tersebut tidak bisa diakses sama sekali. Situs pemda mulai dijadikan media sejak diluncurkan Kepmendagri No. 29 tahun 2002 tentang meningkatkan layanan informasi pemerintah baik antara government to government (G-G), government to Citizen (G-C) serta government to bisnis (G-B) serta mengimplementasi UU No. 22 tahun 1999 di bidang teknologi Informasi yaitu meningkatkan efisiensi, efektifitas dan kinerja seluruh proses dan program pemerintah.Untuk mengimplementasikan akan ketentuan dan kebutuhan akan Tekhnologi Informasi, maka pemerintah daerah mulailah menganggarkan pembiayaan untuk menyediakan sarana e-gov, tetapi masih banyak menafikan bahwa e-gov identik dengan Situs Web Pemda, suatu pemikiran yang sangat sempit. Maka terjadilah situs web yang tidak mempunyai kapasitas dan muatan sebagai layanan publik seprti yang terjadi pada situs web pemerintah Kabupaten Mentawai dengan nama www.mentawaionline.com.Melihat akan hal tersebut diatas Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia Sumatera Barat merasa suatu hal yang sangat melecehkan komunitas IT di Sumatera Barat, ini didasari atas awalnya telah mengingatkan pihak pemerintah Mentawai melalui pimpinan proyek-nya perihal menyalahi prosedur pengadaan barang dan jasa pemerintah pada bulan desember 2003 di mana sangat bertentangan dengan Kepres 18/2000 ketentuan kepres yang berlaku waktu itu, serta pembiayaan proyek pengadaan dan pembuatan situs pemda ini dengan dibiayai oleh dana APBD dengan alokasi dana 2 Milyar merupakan pembiayaan pembuatan situs pemda yang sangat mahal. Malah Apkomindo menyebutkan pembuataan Website termahal di dunia sesuai yang telah dirilis di www.detikinet.com beberapa tahun yang lalu, tetapi pihak pemda Mentawai tidak memperdulikan akan yg telah kami sampaikan sehingga proyek tersebut tetap dijalankan dengan di launching-nya situs www.mentawaionline.com pada tanggal 25 Desember 2003, padahal surat tersebut juga kami tembuskan ke Bawasda, Kejati, BPKP Sumbar. Malah dengan e-mail kami juga disampaikan ke BPKP Pusat sebagai institusi pemeriksa tetapi tidak mendapat tanggapan sama sekali. Hanya tanggapan yang tidak konkrit oleh Bpk. Syamsul Muarif (Menkominfo-red) yang waktu itu masih menjabat Mentri Komunikasi dan Informasi serta Deputi Telematika Kominfo yang dirilis pada www.detikinet.com beberapa tahun yang lalu.Dengan waktu selang mungkin beberapa menit, situs www.mentawaionline.com tidak bisa diakses sama sekali, dengan dibobolnya tingkat keamanan (security web) sehingga diambil alih oleh orang-orang tertentu (hacker). Di satu sisi bahwa terlalu mahal membayar security web sehingga sangat mudah dibobol dan diambil alih oleh para hacker, otomatis dinyatakan bahwa situs Web Pemda Mentawai tidak mempunyai apa-apa yang mesti dibanggakan! Kecuali kebanggaan bisa membangun situs web termahal di dunia ! Dan malu masyarakat IT Sumatera BaratDi saat rakyat menjerit akan kesengsaraan terhadap kemiskinan malah situs www.mentawaionline.com yang dibiayai 2M hancur dengan hanya beberapa menit saja. Seharusnya dana tersebut bisa digunakan untuk membantu rakyat yang menderita akan kemiskinan. Ke mana perginya akal sehat mu wahai para pemimpin yang tertinggal hanya akal koruptor yang membekas!Pembuatan dan pengadaan situs www.mentawaionline.com banyak temuan kejanggalan baik dalam prosedural pelaksanaan proyek pengadaan barang dan jasa pemerintah maupun tidak masuk akalnya dalam hal biaya pembuatan situs web pemda itu sendiri. Situs www.mentawaionline.com dilihat di sisi penamaannya, atau lebih dikenal domain, sudah menyalahi aturan atau panduan situs/website pemda yang diterbitkan oleh Departemen Komunikasi dan Informasi Pusat (KOMINFO). Dengan penamaan .com padahal di buku panduan Situs Web Pemda pada Bab 1, bagian 4.4, tentang identifikasi situs-situs web Pemda, dianjurkan menggunakan domain go.id. Penamaan situs ini yang sering dikenal dengan domain memang mempunyai aturan yang sedemikian rupa yang terorganisir secara Nasional dan Internasional seperti APNIC (Asia Pacific Network Information Centre) dan di tingkat indonesia dikenal dengan nama IDNIC (Indonesia Network Information Centre).Domain .com yang akrab dikenal untuk situs yang sifatnya commerce yang diperuntukan untuk perusahaan atau instansi komersil yang sifatnya mengandung unsur komersil dalam bidangnya. Sedangkan untuk situs pemda, domain yang layak dipakai adalah yang berakhiran .go (government) yang merupakan domain untuk pemda dan untuk indonesia berakhiran .go.id (government indonesia) yang seharusnya adalah www.mentawaionline.go.id atau www.Mentawai.go.id. Ingat, domain adalah aset yang tidak ternilai dan sangat dibutuhkan dalam pengembangan situs serta dikenalnya situs tersebut pada portal dunia.Pembiayaan di dalam domain yaitu adalah biaya registrasi domain, kisaran biaya domain ini telah diatur sedemikian rupa misalnya .id kisaran biaya sebesar Rp. 165 ribu per tahun, domain .com kisaran Rp. 80 ribu - Rp. 150 ribu per tahun. Biaya lain untuk hosting ini diantaranya jasa registrasi kisaran Rp. 100 ribu - Rp 500 ribu per tahun, serta Hosting DNS tergantung skenario implementasi kisaran sebesar Rp 60 ribu - Rp 200 ribu per tahun. Sementara untuk domain .go.id biasanya tidak dikenakan biaya karena khusus untuk domain pemerintahan. Pengajuan domain .go.id ini memang diperuntukkan bagi Pemda dengan pengajuan oleh Pemda itu sendiri serta dokumentasi yang harus dilengkapi.Setelah registrasi domain ini dimiliki maka dilakukan penempatan situs web tersebut (yang sering dikenal di dunia IT sebagai hosting). Pembiayaan hosting berdasarkan kategori dan kapasitas yang tersedia. Kategori hosting di antaranya adalah Hosting shared (non dedicated IP), Hosting Shared Dedicated IP, Virtual Server, Dedicated Machine serta colocation. Melihat hosting www.mentawaionline.com, agaknya termasuk kedalam hosting shared (non dedicated IP). Artinya, bahwa situs tersebut menumpang pada hosting tertentu dan tidak mempunyai identifikasi IP khusus. Kisaran pembiayaan untuk hosting shared ini tidak melebihi Rp 8 juta per tahun, kalau harus diartikan dalam 2 tahun baru mencapai Rp 16 juta. Waw, jelas untuk hosting Web ini tidak memakai anggaran besar untuk penempatannya. Malah untuk dedicated machine maksimal biaya tidak lebih Rp 60 juta rupiah per tahun. Lazimnya dalam pembuatan, atau dikenal Customized Web Development, pekerjaan team meliputi pekerjaan dalam hal Analis, disain grafis, programming, database administrator (tergantung kebutuhan), technical support/system administrator serta data entry operator. Setelah itu dilakukan, proses development web harus diikuti akan analisa kebutuhan, penentuan skenario implementasi web, registrasi domain dan hosting, development web aktualnya, pengujian web berdasarkan panduan situs web Pemda yang diterbitkan oleh Kominfo, serta launching web. Di dalam menampilkan komponen situs web itu meliputi tampilan serta content manager. Di dalam membuat dan membangun situs web pemda ini tidak melebihi pembiayan Rp 300 juta - Rp 500 juta. Sementara situs www.mentawaionline.com ini dibangun dengan menggunakan program instan php yang dikenal dengan PhPNuke. Ini merupakan program aplikasi untuk membuat web Free License (Gratis) dan bisa didownload di internet. PHP Nuke ini merupakan software instan yang tidak membutuhkan pengetahuan tinggi dalam menyiapkan web itu sendiri, biasanya hanya untuk situs-situs yang sederhana yang banyak dipakai untuk situs pribadi yang sifatnya hanya berita.Penempatan konten di dalam PHP Nuke sangat sederhana dan tidak memerlukan pengolahan khusus programing web. Dan memang format web www.mentawaionline.com murni saduran dari PHPNuke itu sendiri. Tentunya proses pengelolaan konten tersebut sangat sederhana dan mempunyai biaya yang juga sangat minim dan murah. Konten yang kita lihat dalam situs ini yang memuat hanya berita kegiatan rutin institusi pemerintah Mentawai tentunya mengambil data dari Mentawai dalam angka dan tidak perlu pembiayaan pengumpulan data di lapangan. Apalagi, situs ini juga tidak ada updating data, hanya ditampilkan beberapa bulan saja sebelum situs ini di-crack dan di-take over penuh dan hilang dari peredaran alam maya. Hanya pada bulan Maret, April, Mei 2003 serta satu berita terakhir bulan September 2005. Nah, dengan demikian pengelolaan web ini dalam menyempurnaan data tentunya pembiayaan yang relatif tidak ada.Di dalam Webdesign, dapat dilihat dari tampilan yang merupakan tampilan baku dari PHP Nuke itu sendiri tidak memerlukan pengetahuan akan webdesign di dalam membangun suatu website atau situs, tentunya juga biaya development-nya juga relatif murah.Dilihat dari sisi pembiayaan di dalam pembuataan situs www.mentawaionline.com dengan menggunakan anggaran Rp 2 miliar suatu angka yang sangat luar biasa, dan kita sangat sedih bahwa dana tersebut jelas-jelas bukan untuk pembuatan situs pemda tetapi jelas-jelas untuk oknum koruptor. Untuk secara teknis dapat dibuktikan sesuai dengan paparan di atas bahwa biaya yang dikeluarkan tidak lebih mendekati Rp. 0 (nol Rupiah), maksudnya bahwa biaya pembuatan situs Pemda dengan menggunakan PHP Nuke ini sangat murah dan tidak mempunyai bobot dan keterampilan khusus. Dalam membangun web seperti itu paling banyak menelan biaya Rp 5-20 juta. Apapun alasannya jelas bahwa situs web Pemda Mentawai ini dibuat tidak menelan biaya yang sebegitu besarnya.Kami, pelaku teknologi informasi di Sumatera Barat yang tergabung ke dalam organisasi DPD Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia, merasa perlu untuk mengulas kembali pembuatan situs pemda www.mentawaionline.com dengan biaya Rp 2 miliyar Rupiah. Tentunya jelas tak satu pun Pemda lain yang akan sanggup mengadakan situs web itu. Padahal fungsinya situs web Pemda adalah media promosi daerah, pelayanan masyarakat terpadu, informasi yang sangat berguna bagi investor yang dikemas dengan biaya relatif murah. Kami juga mengharapkan aparat hukum arif akan bagaimana menjalankan supremasi hukum. Tentunya sesuai dengan komitmen pemerintah SBY yang akan memberantas korupsi harus dijalankan sepenuhnya termasuk di dalam kasus www.mentawaionline.com.Dan kami DPD Apkomindo Sumbar, penantian supremasi hukum korupsi ini selama 2 tahun berakhir sudah. Kami menyambut sangat baik atas kepemimpinan Bapak Antasari Azhar SH, MH sebagai Kepala Kejaksaan Tinggi Sumatera Barat. Dimulainya penyelidikan untuk membongkar tindak pidana korupsi yang ada di Sumatera Barat dan tentunya kasus korupsi di bidang Teknologi Informasi ini merupakan hal yang baru. Diharapkan peran serta dan peran aktif komunitas TI Sumatera Barat, aparat hukum serta praktisi-praktisi TI lainnya untuk membantu proses penegakan supremasi hukum ini.Dengan demikian, 2 tahun praktek korupsi pembuatan situs www.mentawaionline.com terabaikan, 2 tahun situs www.mentawaionline.com tampil dan berakhir sudah dengan hilang dari peredaran, 2 tahun pelecehan TI telah dilaksanakan, 2 tahun penantian supremasi hukum minta ditegakan, dan terakhir semoga praktek korupsi yang selama ini menyengsarakan rakyat pupus di bumi Sumatera Barat dan Indonesia yang kita cintai ini. Semoga Allah SWT memberkati niat tulus ini Amin, Amin Ya Robbal A'lamin>!Penulis, Ir. Setiawan, adalah Ketua Umum DPD Apkomindo Sumatera Barat
(pl/)