Menurut Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Kementerian Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan, mesin Ais tersebut bakal dikerahkan selama 24 jam penuh pada saat hari-H penyelenggaraan Pemilu 2019.
"Kita kerahkan mesin Ais selama 24 jam, kita fokuskan (untuk pemilu ini)," kata Semuel ditemui detikINET beberapa waktu lalu di Gedung Kementerian Kominfo, Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Semuel mengatakan demi pesta demokrasi ini juga akan ada penambahan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam pengoperasian mesin Ais, termasuk dukungan dari pihak terkait lainnya. Mengenai jumlah, Dirjen Aptika tidak menyebutkan secara rinci angkanya.
Kendati begitu, mantan Ketua APJII ini menegaskan Kominfo telah membentuk tim khusus dalam pengawasan internet untuk pemilu pada edisi kali ini.
"Kita akan bentuk tim untuk pemilu. Ada penambahan dari tempat lain, seperti dari Kepolisian. Kita fokuskan, misalnya "ada ini, ya fokuskan ini"," imbuhnya.
![]() |
Sementara itu, Mesin Ais ini tidak akan dimanfaatkan oleh pemerintah dalam mengawasi masa tenang pemilu yang terjadi di internet. Seperti diketahui, beberapa waktu lalu para penyelenggara layanan internet seperti Facebook, Twitter, hingga Google menyepakati untuk menyetop iklan kampanye di platform masing-masing pada saat masa tenang.
"Nggak usah (pakai mesin Ais). Lihatin aja akunnya, dia ada ngomong nggak selama (masa tenang kampanye). Kalau di ngomong "jangan lupa ya memilih", itu nggak boleh dong," kata dia.
"Kalau untuk iklan kampanye, ya kita hanya mengais yang akun resmi aja, yang terdaftar kan gampang," pungkas pria yang disapa Semmy ini.
Diketahui, Kominfo melakukan pengadaan mesin Ais pada akhir 2017 lalu. PT Industri Telekomunikasi Indonesia (PT INTI) keluar sebagai pemenang lelang pengadaan Peralatan dan Mesin Pengadaan Sistem Monitoring dan Perangkat Pengendali Situs Internet Bermuatan Negatif atau dikenal dengan mesin sensor internet.
Nilai pagu paket mesin sensor internet ini mencapai Rp 211.872.500, sementara untuk nilai Harga Perkiraan Sendiri (HPS) tercatat sebesar Rp 211.870.060.792. Sedangkan, PT Inti menang lelang dengan memberikan harga penawaran Rp 198.611.683.606 dan harga terkoreksi Rp 194.059.863.536.
(agt/krs)