Vimeo Harusnya Belajar dari Kasus Blokir Telegram
Hide Ads

Wawancara Khusus

Vimeo Harusnya Belajar dari Kasus Blokir Telegram

Agus Tri Haryanto - detikInet
Senin, 07 Agu 2017 16:06 WIB
Menkominfo Rudiantara (Agus Tri Haryanto/detikINET)
Jakarta - Vimeo, layanan video mirip YouTube, masih diblokir di Indonesia. Harusnya, kalau mau blokirnya dibuka oleh Kominfo, belajar dulu dari kasus Telegram.

Berbeda dengan Vimeo, Telegram langsung gerak cepat mengatasi masalah pemblokiran yang terjadi di Indonesia. Bahkan, sang pendiri sekaligus CEO Telegram, Pavel Durov, sampai bela-belain datang. Sikap Telegram sangat diapresiasi oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara.

Telegram sebelumnya diblokir karena banyak mengandung konten negatif, seperti pornografi, radikalisme, hingga terorisme. Pemblokiran ini juga dilakukan apabila penyedia layanan Over The Top (OTT) itu enggan berkoordinasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rudiantara menuturkan bahwa ia sebagai Menkominfo melakukan pendekatan sesuai perusahaan itu berjalan. Apabila orientasi perusahaannya soal bisnis, maka pendekatannya secara bisnis. Bila perusahaan tersebut non-profit organization, maka pendekatan non-profit organization yang dilakukan.

"Pendekatannya kembali, pemerintah tidak boleh mentang-mentang, tidak boleh pakai kekuasaan, tapi approach itu ke bisnis, ya bisnis. Pendekatan ke Pavel (CEO Telegram) approach-nya non-profit organization, kalau masyarakat ya masyarakat. Pemerintah memang punya kewenangan tapi nggak boleh sembarangan," tutur Rudiantara saat wawancara khusus dengan detikINET.

Ketika Vimeo diblokir, Rudiantara juga melakukan pendekatan secara bisnis, mengingat situs berbagi video tersebut untuk komersil. Namun sayangnya, pendekatan tersebut tak berhasil dan Vimeo dianggap tidak kooperatif.

"Waktu kasus Vimeo, saya telepon sendiri tapi masuk ke mailbox. Saya titip pesan, memperkenalkan diri. 'Hi, my name is Rudiantara, the newly appointed minister of ICT from Indonesia', tapi nggak ada jawaban, mungkin dia belum tahu siapa yang menghubungi. Setelah dia tahu soal saya, baru direspons. Pendekatan bisnis ya gitu," ucapnya.

Vimeo Harusnya Belajar dari Kasus Blokir TelegramFoto: detikINET/Agus Tri Haryanto


"Kelajutan Vimeo, ya nggak ada, mereka nggak mau (benahi konten negatif). Saya ajak semua netizen pengguna Vimeo di Indonesia untuk ikut video conference bersama CEO Vimeo (Kerry Trainor). Kita bicara baik-baik, kita usulkan pakai script dan kasih ke mereka. Pada akhirnya, Vimeo nggak mau, ya sudah," tambah Chief RA.

Script yang dimaksud ini merupakan alogoritma atau berupa software kecil yang dibuat oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII). Script tersebut semacam untuk membantu menangani konten-konten negatif yang ada di sebuah platform.

"Waktu itu sama (pendekatannya). Kalau mau (dibuka blokirnya), kita lakukan, saya buka dan datang ke Indonesia, kita welcome. Nanti saya bayarin buat lunch atau dinner lagi. Pada akhirnya, beda. Saya tidak bisa menyalahkan CEO Vimeo. buktinya sama Pavel, dia mau," kata Rudiantara. (rou/rou)