Rusia resmi memblokir akses untuk memainkan Roblox. Pemerintah menuduh platform game kepunyaan Roblox Corporation ini mendistribusikan konten ekstremis dan propaganda LGBT.
Lembaga pemerintah yang bertanggung jawab untuk Pengawasan Komunikasi, Teknologi Informasi, dan Media Massa bernama Roskomnadzor telah mengumumkan pemblokiran tersebut pada Hari Rabu. Menurut mereka, game ini penuh dengan konten yang tidak pantas dan dapat berdampak negatif pada perkembangan spiritual serta moral anak-anak.
Dilansir dari Reuters, Kamis (4/12/2025), juru bicara Roblox pun memberikan tanggapannya melalui sebuah email. Dirinya mengatakan bahwa perusahaan sangat menghormati hukum dan aturan setiap negara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami menghormati hukum dan peraturan setempat di negara tempat kami beroperasi dan percaya bahwa Roblox menyediakan ruang positif untuk pembelajaran, kreasi, dan koneksi yang bermakna bagi semua orang," ujarnya.
Lebih lanjut, juru bicara tersebut mengatakan, Roblox berkomitmen untuk menjaga keselamatan pemainnya. Ia menjelaskan kalau game ini sudah menerapkan serangkaian langkah-langkah keamanan untuk mencegah konten berbahaya.
"Kami memiliki serangkaian langkah-langkah keamanan proaktif dan preventif yang kuat yang dirancang untuk menangkap dan mencegah konten berbahaya di platform kami," tambahnya.
Tentu ini bukan pertama kalinya Roblox dianggap memiliki konten berbahaya, yang pada akhirnya berujung pada pemblokiran. Sebelumnya, Oktober 2025, negara yang sudah lebih dulu menutup akses bermain game ini ialah Irak.
Irak melakukan tindakan itu, karena khawatir atas keselamatan anak-anak di negaranya. Pemblokiran ini juga dimotivasi oleh kekhawatiran pemerintah terhadap permainan yang memungkinkan komunikasi langsung antara pengguna, dengan cara membuat anak-anak dan remaja rentan terhadap upaya eksploitasi atau pemerasan dunia maya. Mereka menganggap konten di Roblox tidak sesuai dengan nilai-nilai sosial dan budaya.
(hps/fyk)











































