11 Developer Game RI Unjuk Gigi di AS, Potensi Bisnis Rp 382 M
Hide Ads

11 Developer Game RI Unjuk Gigi di AS, Potensi Bisnis Rp 382 M

Panji Saputro - detikInet
Senin, 03 Apr 2023 18:51 WIB
Sukses tampil di San Francisco, sebelas developer game Indonesia raih potensi transaksi bisnis hingga jutaan dolar Amerika Serikat. Tepatnya, angkanya lebih dari USD 25,5 juta atau sekitar Rp 382 miliar.
Sukses tampil di San Francisco, sebelas developer game Indonesia raih potensi transaksi bisnis lebih dari USD 25,5 juta atau sekitar Rp 382 miliar. (Foto: KJRI San Francisco)
San Francisco -

Sukses tampil di San Francisco, sebelas developer game Indonesia raih potensi transaksi bisnis hingga jutaan dolar Amerika Serikat. Tepatnya, angkanya lebih dari USD 25,5 juta atau sekitar Rp 382 miliar.

Jumlah tersebut meningkat begitu pesat hingga 400%, bila dibandingkan dengan tahun 2019 lalu. Saat itu, transaksi bisnisnya sebesar USD 5 juta atau sekitar Rp 74,8 miliar, berdasarkan informasi Konjen RI San Francisco yang diterima detikINET, Senin (3/4/2023).

Perusahaan pengembang game yang unjuk gigi kali ini ada Khayalan Arts (Jakarta), Arsasenia (Bandung), Clay Game Studio (Malang), Firebeast (Medan), GrinSmile Studio (Surabaya), KhaiLabs (Probolinggo), Mythic Protocol (Jakarta), Megaxus Infotech (Jakarta), Nuon (Jakarta), Agate (Bandung) dan Xelo Digital (Denpasar).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka tampil di pameran Game Connection America (GCA) di Oracle Park San Francisco. Selain itu juga mengikuti konferensi besar para pengembang game internasional Game Developer Conference (GDC) di Moscone Convention Center San Francisco pada tanggal 20-24 Maret 2023.

Di sini para perusahaan game itu didukung oleh Kemenkominfo, Kemenparekraf, ITPC Los Angles, dan KJRI San Francisco. Konjen RI San Francisco, Prasetyo Hadi, membuka booth Indonesia di Oracle Park San Francisco pada tanggal 20 Maret 2023.

ADVERTISEMENT

Dirinya menyampaikan rasa bangga, atas keikutsertaan pengembang game Indonesia pada kegiatan bergengsi ini. Hal ini dikarenakan, kehadirannya pada tahun ini memecahkan kevakuman setelah absen selama tiga tahun.

Selama pameran, turut dilaksanakan matchmaking bertajuk Let's Meet. Di sini para peserta dan pengunjung dapat melakukan pertemuan untuk memperluas networking.

Survei dari acara GCA terakhir, menunjukkan bahwa peserta melaporkan return on investment, rata-rata sebesar USD 300 ribu atau sekitar Rp 4,4 miliar. GCA merupakan event internasional yang sudah diadakan sejak tahun 2001.

Sedangkan GDC adalah konferensi lokakarya dan pameran game. Acara ini memiliki usia yang tak muda, karena telah bergulir sejak tahun 1988.




(hps/fay)