Nasib sial menimpa Riot Games. Raksasa video game itu terkena aksi peretasan dan sang hacker meminta sejumlah uang tebusan.
Setidaknya ada dua game yang menjadi korban, yakni League of Legends dan Teamfight Tactics (TFT) serta platform anti cheat. Diketahui bahwa source code kedua permainan tersebut telah dicuri.
Dikutip detikINET dari Techcrunch, Kamis (26/1/2023), kode yang diambil oleh sang hacker berisi beberapa fitur yang belum dirilis oleh Riot Games. Pembobolan itu akhirnya berujung pada pemerasan, di mana sang pemilik diminta untuk mengirimkan uang senilai USD 10 juta atau sekitar Rp 149 miliar.
Kelompok peretas yang tidak disebutkan namanya itu, berjanji tidak akan menyebarkan semua informasi yang mereka dapatkan ke publik dan menghapusnya. Namun dengan catatan, pengembang game Valorant ini mau memberikan uang yang diminta.
Bahkan mereka turut menawarkan semacam informasi, terkait bagaimana peretasan dapat terjadi. Termasuk memberikan saran kepada Riot Games, untuk mencegah kejadian yang serupa tak terluang lagi ke depannya.
"Kami mengerti betapa pentingnya data-data ini dan dampaknya terhadap League of Legends dan Valorant, jika data ini dilepas ke publik. Karena itu, kami meminta sebuah hal kecil yakni USD 10 juta," tulis peretas.
Kendati demikian, Riot Games mengambil sikap tegas dan menolak untuk membayar uang tebusan tersebut. Mereka lebih memilih bekerja sama dengan penegak hukum, dalam upaya penyelesaian masalah peretasan ini.
"Tim keamanan kami dan konsultan eksternal yang diakui secara global, terus mengevaluasi serangan tersebut dan mengaudit sistem kami. Kami juga telah memberi tahu penegak hukum dan bekerja sama secara aktif dengan mereka, saat menyelidiki serangan tersebut dan kelompok di belakangnya," tulis Riot Games.
Simak Video "Gugatan Riot Games ke Moonton soal Plagiarisme Ditolak Pengadilan AS"
[Gambas:Video 20detik]
(hps/fay)