Belum lama menjalin hubungan, Riot Games minta putus dari FTX. Hal ini imbas sang juragan kripto sekaligus CEO dari perusahaan tersebut, Sam Bankman Fried, bangkrut dan dijebloskan ke penjara yang menjijikan.
Mengutip dari Kotaku, Rabu (21/12/2022), induk dari game Valorant itu, menandatangani kesepakatan sponsor senilai puluhan juta dolar dengan FTX pada Agustus 2021. Rencana awalnya, perusahaan perdagangan kripto ini bakal menjadi penyokong dana untuk kejuaraan League of Legends, League Championship Series (LCS).
Seperti yang disampaikan oleh Crypto Researcher & Critic, Molly White, di mana seharusnya kerja sama keduanya berjalan selama tujuh tahun, mulai dari 2022 hingga 2028. Nilainya sendiri dibeberkan Melly, di mana kurang lebih mencapai USD 96 juta atau sekitar Rp 1,4 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun sayangnya, kisah asmara keduanya tak berjalan dengan mulus. Penyebabnya tak lain karena pendirinya dituduh melakukan penipuan dan pencucian uang.
Oleh sebab itu, Riot Games pun mengajukan Motion of Compel atau Mosi, untuk mengakhiri kesepakatannya dengan FTX. Perusahaan dagang kripto itu juga masih berhutang senilai USD 6,25 juta atau sekitar Rp 97 miliar pada tahun 2022 ke Riot Games.
Lalu angkanya bakal meningkat menjadi USD 12,8 juta atau sekitar Rp 200 miliar pada tahun 2023. Jumlahnya pun sesuai dengan perjanjian, di mana nominalnya akan bertambah terus hingga tahun 2028.
"Tidak ada cara bagi FTX untuk menyembuhkan kerusakan reputasi yang dialami Riot, akibat dari reputasi publik yang buruk dari bencana sebelum pengajuan kebangkrutan FTX. FTX tidak dapat memutar balik waktu dan membatalkan kerusakan yang ditimbulkan pada Riot setelah keruntuhannya," kata Riot Games.
Nah informasi terbaru, kalau Bankman akhirnya setuju untuk ekstradisi ke negara asalnya, Amerika Serikat. Dirinya terancam dihukum sampai 115 tahun penjara, karena tuduhan menggelapkan dana nasabah maupun investor.
(hps/fay)