Ubisoft ikut-ikutan sejumlah pengembang game lain dengan menaikkan harga game AAA mereka menjadi USD 70 atau sekitar Rp 1 juta dari biasanya USD 60.
Game AAA adalah sebutan untuk game yang diproduksi dengan biaya tinggi, dibuat dan dipublikasikan oleh perusahaan besar. Atau dengan kata lain, game kelas atas.
Skull and Bones akan jadi game pertama Ubisoft yang dipasarkan dengan harga USD 70 untuk PS5 dan Xbox Series X/S, dan dipastikan akan menjadi harga standar game buatannya di platform tersebut. Belum diketahui apakah penerapan harga baru ini juga akan terjadi di PC.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam sebuah wawancara, CEO Ubisoft Yves Guillemot menyebut beberapa game buatan Ubisoft akan dijajakan dengan harga yang sama dengan game buatan kompetitor. "Game besar AAA akan dihargai USD 70," ujarnya dalam wawancara tersebut.
Kenaikan harga game ini terjadi mulai tahun 2020 lalu saat 2K Sports mulai menjual NBA 2K21 versi standar dengan harga USD 70. Beberapa minggu kemudian, Ubisoft mengumumkan kalau semua gamenya, termasuk Watch Dogs: Legion dan Assassin's Creed: Valhalla, akan tetap dijual dengan harga USD 60.
Ubisoft memang tak menyebut kalau harga ini akan bertahan selamanya, dan kini akhirnya mereka mengikuti jejak perusahaan seperti Activision, Sony, dan Square Enix untuk menjajakan game andalannya dengan harga USD 70.
Untungnya, khusus Assassin's Creed Mirage yang akan dirilis pada 2023 mendatang harganya adalah USD 50. Namun game ini kabarnya memang tak akan sebesar dan semewah Assassin's Creed Valhalla.
Tak diungkap apakah kenaikan harga ini juga akan dilakukan Ubisoft untuk game PC. Namun yang jelas, para kompetitornya juga menerapkan harga yang sama untuk game PC. Misalnya Square Enix yang menjual Final Fantasy 7 Remake Intergrade dengan harga USD 70 di PC. Begitu juga dengan Activision lewat Call of Duty: Modern Warfare II.
Strauss Zelnick, bos Rockstar pada 2021 mengeluarkan pembelaan terkait harga game yang makin tinggi ini. Ia menyebut game buatan perusahaannya -- seperti NBA 2K21 -- bisa memberikan pengalaman bermain yang luar biasa dan juga berbagai kelebihan lain, dan menurutnya layak untuk dihargai lebih tinggi.
Ia pun menyebut kenaikan harga game secara besar yang terakhir pada 2005/2006, dan konsumen sudah siap untuk membayar harga yang lebih tinggi untuk sebuah game, demikian dikutip detikINET dari Techspot, Kamis (15/9/2022).
(asj/fay)