Industri game di Indonesia diperkirakan masih bisa mengalami pertumbuhan pesat. Ada banyak celah dan peluang yang dapat dioptimalkan untuk menunjang perkembangannya.
Salah satu penyebab utama, tergerusnya pasar game nasional adalah tidak adanya aturan main terkait industri ini. Sehingga pelaku bisnis global dan multinasional dapat masuk ke pasar lokal, tanpa melakukan transfer teknologi dan kemampuan.
"Ke depan diperlukan penguatan sinergi antara pelaku bisnis publikasi, dengan pencipta karya game. Di samping itu, juga perlunya regulasi untuk menjadikan penetrasi pasar Indonesia berjalan maju," kata Cipto Adiguno, Ketua Umum Asosiasi Game Indonesia (AGI), Rabu (18/8/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cipto pun menyayangkan kejadian ini, mengingat, pelaku industri game nasional, sudah memiliki kapabilitas mendatangkan judul game global ke Indonesia. Lalu untuk aspek pembuatan game, juga memiliki kemampuan di pasar lokal, namun distribusi yang kurang dan akses permodalan.
"Diharapkan dengan adanya upaya sistematis tersebut, bisa tercapai penguasaan pasar industri game lokal oleh perusahaan lokal," kata Cipto.
Menurut data dari laporan Peta Ekosistem Industri Game 2020 yang dirilis oleh Kominfo, LIPI dan AGI, hanya 11% game developer dan publisher yang melakukan kerja sama dalam peluncuran game mereka. Sisanya memilih untuk merilis game secara mandiri.
"Berdasarkan riset, terdapat 1.136 tenaga kerja yang terlibat dalam pengembangan game. Dalam tiga tahun terakhir, jumlah game yang rilis, meningkat lebih dua kali lipat dengan kontributor utama perusahaan berbadan hukum," kata Cipto.
Cipto menambahkan dalam keterangannya, bahwa peran pemerintah dalam tumbuh kembang industri game di Indonesia sangat besar. Tercatat dalam beberapa tahun terakhir sejumlah program telah digelar.
"Dalam dua tahun terakhir, pemerintah terus memberikan dukungan untuk program-program AGI," kata Cipto.
Beberapa program di antaranya, Kominfo memfasilitasi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Lalu ada Ruang Aksi Game Indonesia (RAGI).
Kemudian kerja sama AGI dengan Kemenparekraf yaitu Gelora (Game Lokal Kreasi Indonesia). Tak lupa dengan Baparekraf Game Prime, di mana baru saja selesai digelar dan Indonesia Game Developer eXchange (IGDX) yang tengah berjalan.
(hps/fay)