Main Call of Duty: Warzone Pakai Cheat? Awas Ada Malwarenya!
Hide Ads

Main Call of Duty: Warzone Pakai Cheat? Awas Ada Malwarenya!

Anggoro Suryo Jati - detikInet
Jumat, 02 Apr 2021 18:11 WIB
Call of Duty Warzone
Foto: (Activision)
Jakarta -

Kalian pemain Call of Duty: Warzone yang pakai cheat? Hati-hati, ada malware yang menyusup dalam cheat untuk game battle royale tersebut.

Menurut laporan Activision, publisher Warzone, mereka menemukan sejumlah pembicaraan di forum dark web mengenai hal ini. Yaitu para penjahat yang mendiskusikan untuk menyusupkan 'dropper' ke dalam program cheat untuk Warzone.

Dropper ini adalah program yang menjadi 'kurir' untuk bermacam software lain -- termasuk malware --. Jadi setelah cheat tersebut dipasang, dropper akan beraksi dengan menyusupkan malware ke si korban tanpa disadarinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cheat yang disusupi dropper ini menurut Activision biasanya menawarkan 'fitur' seperti amunisi tak terbatas untuk semua senjata, kecepatan ekstra, '1hit1kill', dan sejenisnya, yang tujuannya agar si korban tertarik untuk memasang cheat ini.

Menurut Activision cheat ini seringkali disebarkan di forum-forum dengan judul 'new COD hack'. Bahkan, cheat-nya pun pernah diiklankan lewat video di YouTube, lengkap dengan tutorial untuk memasang cheat ini.

ADVERTISEMENT

Salah satu alasan cheat ini bisa menjadi pembawa malware adalah karena biasanya pengguna diminta untuk mematikan sistem keamanan OS agar bisa menginstal cheat tersebut, sama seperti menginstal program bajakan, yang biasanya meminta antivirus pada PC agar dimatikan.

Alhasil, dropper dan malware pun bisa melenggang bebas di dalam komputer si korban. Lewat cara ini, hacker tak perlu susah payah untuk menjebol sistem keamanan komputer, karena mereka dibantu oleh para pemain yang ingin menang dengan cara curang, atau ingin menggunakan program tanpa membayar.

"Ini adalah praktik biasa saat menkonfigurasi program cheat dengan menjalankannya lewat akses sistem paling tinggi. Tutorial untuk menjalankan cheat biasanya meminta pengguna untuk mematikan atau menghapus software antivirus dan mematikan firewall, mematikan kernel, dan lain sebagainya," tulis Activision di laporan tersebut.




(asj/rns)