Waspada kalau teman, adik, keponakanmu, atau bahkan kamu sendiri biasa main game berjam-jam dan susah berhenti. Bisa jadi itu tanda gaming disorder karena sudah kecanduan game.
Psikolog klinis Ghea Amalia Arphandy, dalam konferensi pers virtual "Esports bagi Pelajar: Sinergi Peran Orang Tua dan Dukungan Sekolah" mengatakan, seseorang dapat dikatakan mengalami gaming disorder jika perilakunya sudah mengganggu kehidupan sehari-hari.
"Batasannya memang cukup tipis untuk dikatakan disorder atau tidak. Tapi ketika sudah mengganggu aktivitas yang dilakukan sehari-hari, misalnya berpengaruh ke tugas sekolah, kerjaan, komunikasi dengan orang tua, pacar, teman, dan sebagainya, itu sudah dikatakan disorder," ujarnya, Jumat (4/9).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penjelasan Ghea sesuai dengan pernyataan organisasi kesehatan dunia WHO. Pada Desember 2017, WHO mengumumkan bahwa mereka berencana memasukkan gaming disorder dalam edisi terbaru Klasifikasi Penyakit Internasioal.
Menurut WHO, seorang individu dengan gaming disorder adalah orang yang membiarkan kehidupanya habis dipakai hanya untuk bermain video game dan tidak berminat dengan kegiatan sehari-hari dan kehidupan di sekitarnya.
Ghea mengatakan, bagi orang yang sudah kecanduan game, dia hanya akan fokus pada game tersebut. Dia pun menyebutkan ciri-ciri seseorang terkena gaming disorder, yaitu sebagai berikut:
1. Game jadi prioritas utama
Orang yang mengalami gaming disorder akan melupakan hal lainnya saat bermain seperti lupa makan, selalu begadang, tidak mendengar ketika disuruh orang tua, dan tidak mau melakukan hal lain selain main game. Pokoknya cuma game dan game yang ada di pikirannya.
2. Ada penolakan ketika gamenya diambil
Kecanduan game akan membuat seseorang merasa tidak nyaman jika ia tidak dapat bermain game kesukaannya. Tidak heran, akan terjadi penolakan bahkan marah ketika smartphone atau komputer untuk bermain gamenya diambil.
3. Berbohong untuk mendapatkan sesuatu
Segala cara dilakukan asalkan bisa mendapatkan sesuatu. Misalnya, meminta uang dengan berbohong untuk membeli item-item game, atau berbohong menyebut baru main game beberapa menit padahal sudah berjam-jam.
4. Toleransi waktu bermain game meningkat
Semakin lama, toleransi waktu dalam bermain game semakin meningkat. Yang tadinya hanya satu jam, bisa bertambah menjadi 3 jam dan seterusnya. Perilaku ini selalu membuat orang dengan gaming disorder berpikir "bentar deh dikit lagi, tanggung" sebagai alasan sehingga main gamenya tidak selesai-selesai.
5. Hilang minat dalam hal lain
Kalau kamu lebih memilih main game ketimbang ngobrol sama keluarga atau teman, bahkan merasa tidak perlu bersosialisasi, atau kalian juga sudah tidak tertarik dengan pekerjaan, pendidikan dan hal lainnya, sebaiknya mulai batasi diri. Mungkin saja kalian sudah mengalami gaming disorder.
Nah, segala sesuatu yang berlebihan memang bisa berdampak buruk. Main game itu seharusnya menyenangkan dan banyak manfaatnya jika bisa seimbang, bukan malah bikin kecanduan. Jadi, coba dikontrol ya.
(rns/rns)