Tips Cegah Jajan Impulsif di Game Mobile
Hide Ads

Tips Cegah Jajan Impulsif di Game Mobile

Aisyah Kamaliah - detikInet
Selasa, 06 Agu 2019 12:44 WIB
Ilustrasi main game. Foto: Istimewa
Jakarta - Di antara kalian para gamer, pasti ada yang habis ratusan ribu bahkan jutaan rupiah untuk game online. Selama masih bisa mengontrolnya, sebenarnya bukan masalah. Tapi kalau malah impulsif dan terus menerus ingin beli, mungkin bisa rugi sendiri. Lantas bagaimana solusinya?

Kalau kalian sudah masuk kategori impulsif atau perilaku yang dilakukan tanpa pertimbangan dan sulit dikontrol, coba simak penjelasan dan tips dari psikolog dari Personal Growth, Linda Setiawati, MPsi.


Pertama-tama, pahami dulu kalau perilaku impulsif bisa terjadi karena beberapa faktor.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penyebab perilaku tersebut beragam, bisa karena faktor internal sebagai konsekuensi dari kecemasan atau unhappiness yang dirasakan, atau faktor eksternal seperti pengaruh lingkungan, status sosial, dan citra diri yang ingin ditampilkan," ujar Linda.

Jika seseorang sudah terlalu sering belanja in game purchase, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menekan kebiasaan tersebut, misalnya sebagai berikut:

1. Sadari dulu perilaku yang dilakukan, kemudian renungkan penyebabnya
2. Belajar membiasakan bertanya kepada diri sendiri sebelum membeli barang 'apakah karena kebutuhan atau bukan?'
3. Belajar membuat batasan pengeluaran untuk membeli barang di game online
4. Minta bantuan dari orang lain untuk kontrol diri jika merasa membutuhkan bantuan.

"Misalnya kamu bisa menceritakan dan berdiskusi dengan orang terdekat tentang batasan pengeluaran (budgeting) yang sudah ditentukan, kemudian meminta orang tersebut untuk membantu mengingatkan," kata Linda.

Jika kebiasaan berbelanja ini dinilai sudah mengganggu, misalnya sampai meminjam uang orang lain, sebaiknya kalian tinjau kembali apakah perilaku yang dilakukan sudah mengarah pada adiksi atau tidak. Jika sudah terlalu parah, tak ada salahnya meminta bantuan profesional.


"Jika diperlukan, maka bisa datang ke ahli seperti psikolog untuk bersama-sama mengatasi masalah tersebut," pungkas Linda.


(rns/rns)