Warnet Lesu, NVIDIA Bicara Soal Kenyamanan
Hide Ads

Warnet Lesu, NVIDIA Bicara Soal Kenyamanan

Muhammad Alif Goenawan - detikInet
Sabtu, 27 Jan 2018 11:37 WIB
Foto: detikINET/Muhammad Alif Goenawan
Jakarta - Beberapa tahun belakangan, bisnis warnet dikabarkan lesu. Ada yang beranggapan, fenomena tersebut adalah imbas dari penetrasi perangkat mobile yang pesat.

Salah satu dampak turunannya, banyak lahir game mobile yang tak kalah menarik dari game PC. Di sisi lain, sebagian orang menganggap game PC online hanya begitu-begitu saja sehingga membuat orang bosan dan tidak berminat main game ke warnet. Apa benar demikian?

Pendapat lain coba diutarakan oleh Christian Suryadi selaku NVIDIA iCafe Manager. Menurutnya, lesunya bisnis warnet dilihat dari bagaimana pemilik menyediakan fasilitas di dalamnya agar nyaman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia pun menganalogikan hal ini dengan bioskop. Dulu, sebelum muncul XXI dan CGV, semua orang pasti menonton di 21. Tapi di XXI yang notabene sama-sama menayangkan film yang sama, kursinya lebih nyaman, suaranya bagus, dengan harga yang mahal, tapi laku.

"Kenapa? Karena dia tidak sanggup mengupgrade sesuai keinginan pelanggan. Padahal pelanggan sudah mampu. Makanya, lesu tidak lesu tergantung pelaku usaha itu, bisa tidak mengimbangi," paparnya kepada detikINET di Malang, Jawa Timur, Sabtu (27/1/2018).

Mengimbangi di sini, maksudnya adalah mengimbangi antara hardware PC dengan game. Kita tahu bahwa spesifikasi game PC semakin lama semakin meningkat.

Warnet Lesu, NVIDIA Berbicara Soal Kenyamanan Foto: detikINET/Muhammad Alif Goenawan


"Game sekarang membutuhkan minimal GTX 1060 untuk game paling laku saat ini. Kalau tidak punya VGA high end, siapa yang mau main lagi ke tempat dia?," terangnya.

Pada kenyataannya masih ada warnet yang tetap beroperasi. Malahan, warnet tersebut punya fasilitas mumpuni seperti yang dicontohkan NVIDIA.

Salah satu warnet yang hadir dengan kualitas mumpuni adalah Hardcore iCafe yang terletak di kota Malang, Jawa Timur. Warnet ini baru saja mendapat sertifikasi dan menjadi bagian dari program NVIDIA GeForfe-Certified iCafe di kawasan Asia Pasifik.

"Munculnya program ini karena kami melihat bahwa ada sesuatu yang salah di Indonesia. Dengan eSports yang berkembang dari 2010, saat pertama ada turnamen eSports berhadiah USD 1 juta, sampai di 2016 tidak ada perkembangannya," ujar Christian Suryadi, NVIDIA iCafe Manager kepada detikINET di Malang, Jawa Timur, Jumat (26/1/2017).

Setelah melakukan penelitian, pihak NVIDIA akhirnya menemukan akar permasalahan, yakni terletak pada fasilitas yang kurang memadai untuk gamer bernaung. Christian kemudian memberi contoh pemain sepak bola.

"Kalau pemain sepakbola, pertama main ke lapangan RT atau RW, baru nanti kalau mau jago lagi bisa bermain di lapangan besar seperti GBK. Nah hal ini pun berlaku untuk warnet yang kondisinya saat ini banyak yang berantakan, spesifikasi tidak mumpuni, dan lain-lain," terangnya.

Dengan kondisi yang berantakan tadi, lanjut Christian, tidak bisa menjadi acuan sebagai pendidikan atau edukasi untuk anak. Karenanya, lahirlah program GeForfe-Certified iCafe ini. Program ini menurut Christian dibuat sebagai standarisasi warnet, untuk mengubah kesan negatif menjadi positif dan naik kelas. (rns/rns)