Bukan dengan menampilkan kebudayaan tradisional Jepang, seperti kabuki atau sumo, tapi dengan menggelar parade anime. Ide pembukaan yang menarik ini tercetus dari Yoshiro Mori yang menjabat sebagai komite pengorganisasian olimpiade dan paralimpiade Tokyo.
Dalam sebuah wawancara, Mori yang dulu pernah menjabat sebagai Perdana Menteri di tahun 2000 ini menyebut bahwa pemerintah seharusnya tidak melakukan sesuatu yanf tidak biasa. "Sebagai contoh, jika kita menampilkan kabuki atau gulat sumo, orang-orang dari seluruh dunia tidak akan memahaminya," papar Mori.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ide yang terdengar nyeleneh ini memang bukan hal yang baru. Di penutupan Olimpiade Rio de Janeiro tahun 2016 lalu, Perdana Menteri Shinzo Abe beraksi dengan mengenakan pakaian Mario Bros.
Apa yang dikatakan oleh Mori mungkin ada benarnya, di mana mungkin orang-oang di penjuru dunia lebih akan mudah mencerna anime ketimbang kabuki atau sumo. Meski demikian, pernyataan Mori terkait 'tidak ada orang yang memahaminya' mungkin kurang tepat, mengingat dua budaya itu sudah menjadi simbol Jepang sejak lama.
Walau begitu, ini baru sebatas ide. Dan berbicara soal anime, Jepang sendiri sudah menempatkan maskot Olimpiade Tokyo 2020 dengan karakter anime, seperti Sailor Moon dan Dragon Ball. (mag/fyk)