Dengan total hadiah yang begitu besar, tak sedikit orang yang berpikir apakah hadiah tersebut tidak berlebihan? Bahkan hanya untuk sebuah turnamen game.
Hanya saja pendapat ini disanggah oleh salah seorang pengamat industri game Indonesia, Sofian Rustiawan. Menurutnya, justru hadiah yang besar itu memang sudah sepantasnya diberikan kepada gamer. Malah kalau bisa lebih besar lagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sofian menilai, semakin besar hadiah yang diberikan bisa berfungsi sebagai perangsang agar banyak tim atau gamer yang berpartisipasi.
Bila dibandingkan dengan total hadiah yang diberikan di pertandingan skala internasional, turnamen di Indonesia sendiri masih memiliki hadiah yang tak begitu besar. Namun, seiring berjalannya waktu Sofian menilai hal itu mengalami perubahan, sebut saja Point Blank National Championship (PBNC) 2015 yang menghadirkan hadiah hingga miliar rupiah.
![]() |
"Turnamen di Indonesia sudah mulai berani kasih hadiah yang gede. Para vendor, seperti Intel, AMD, dan lain-lain sudah mulai berani ikut menyumbang hadiah," tutur Sofian.
Bentuk dukungan yang nyata juga diperlihatkan oleh pemerintah. Sejak tahun 2014, di bawah naungan Menpora, Sofian dan sejumlah rekan lainnya mendirikan asosiasi yang diberi nama IeSPA (Indonesia e-Sport Association).
Hanya saja, dukungan pemerintah masih sebatas memberikan perizinan. Belum berbentuk pemberian dana atau seperti pemerintah China yang mendirikan stadion khusus yang dipakai untuk keperluan e-Sport.
"Sekarang pemerintah sudah mulai dukung, kasih perizinan diadakan turnamen. Kalau dulu kan enggak. Malah ada yang protes 'buat apa kompetisi game? Bikin orang jadi malas belajar'," ujar Sofian menirukan.
Memang diakui bahwa untuk tahap pendanaan, pemerintah masih belum banyak berkontribusi. Karena untuk pendanaan olahraga konvensional saja masih kerap terdengar kekurangan dana, apalagi untuk menyokong olahraga digital.
Sponsor vs Pemerintah
![]() |
Selain pemberian hadiah besar, dukungan sponsor kepada tim e-Sport dinilai Sofian juga menjadi bagian yang tak kalah penting. Dukungan sponsor diperlukan agar tim e-Sport Indonesia tak hanya berlaga di Tanah Air.
"Tim atau gamer di Indonesia menurut saya tidak perlu diragukan. Mereka jago-jago, hanya kurang latihan saja. Nah, di sinilah peran sponsor bermain. Dengan adanya sponsor, otomatis mereka menjadi terpicu semangatnya," terang sosok yang juga pengurus IeSPA ini.
Salah satu tim e-Sport handal dalam negeri, NXL> juga mengatakan hal sama. Sang kapten Richard Permana menyebut jika pemberian sponsor untuk tim e-Sport lokal masih melempem.
"Butuh semacam penyuntik dana atau investor. Sama seperti klub sepak bola," tutur Richard ketika berbincang dengan detikINET.
Richard dan kawan-kawan di NXL> sendiri, meski sudah didukung sponsor oleh berbagai macam vendor, masih kerap bertanding di luar negeri dengan uang sendiri. Namun hal itu tidak begitu dipermasalahkan, demi terpuasnya batin.
Selain sponsorship perusahaan, Richard juga tidak memungkiri bahwa dukungan pemerintah juga harus besar.
"Dukungan pemerintah! Pemerintah di luar sana banyak sekali contohnya. Sederhananya, internet murah dan cepat, arena e-Sport sendiri, dan lain-lain," pungkasnya. (mag/ash)