"Yang menyebalkan, ekploitasi pada game ini mungkin berujung keruntuhannya. Ada begitu banyak deraan sebelum akhirnya Pokemon Go menyerah. Mereka yang tidak tahu melakukan hal yang bagus untuk merusaknya," tulis Andy Boxal, kolumnis teknologi di Digital Trends.
Menurut Andy, bisa jadi Pokemon Go saat ini sudah mencapai titik jenuh. Bahkan mereka yang belum main pun mungkin tidak mau mencobanya karena mendengar beragam berita negatif soal berburu Pokemon.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekumpulan Gamer Pokemon Go di Jepang. |
Andy menilai Pokemon Go aman karena tidak mengandung kekerasan atau pornografi. Bahkan membuat orang mau beraktivitas fisik dan bergembira dengan teman-temannya.
"Pokemon Go bukan game terakhir di jenisnya. Akan ada game sejenis yang lebih menarik. Game yang mengubah kebiasaan kita secara positif. Game yang semua orang bisa main dan membawa orang keluar ruangan daripada cuma di dalam saja, di sofa atau depan komputer," papar Andy.
Dari pengalamannya sendiri dalam bermain Pokemon Go, Andy mendapatkan rekan-rekan baru. Menurut dia, tidak ada game lain yang bisa melakukan hal semacam itu selain Pokemon Go untuk saat ini.
"Jangan salahkan Pokemon Go untuk masyarakat yang sakit. Bukan salah game ini jika semua media membahasnya. Jika kalian belum mencobanya, jangan hakimi mereka yang main. Orang-orang bertemu di dunia nyata, berbicara dan bertemu orang lain, semuanya karena sebuah game smartphone. Bagiku itu luar biasa," pungkasnya.
(fyk/ash)












































Sekumpulan Gamer Pokemon Go di Jepang.