Dirilis minggu lalu di Amerika Serikat, Australia dan Selandia Baru, Pokemon Go memang jadi fenomena. Jumlah user aktifnya di AS kabarnya sudah mendekati Tinder dan Twitter. Sukses Pokemon Go juga menambah nilai pasar Nintendo senilai USD 7,5 miliar.
Konsep permainan Pokemon Go memang menarik, di mana gamer harus berkeliling untuk mencari karakter, mengumpulkan item dan bertarung dengan gamer lain. Namun ada hambatan yang mungkin saja bisa mengancam popularitas Pokemon Go.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Game ini diuntungkan karena gelombang ingin tahu, nostalgia dan pengalaman mobile unik. Namun masalah itu, dan berita game ini bisa akses akun Google, bisa bikin malas gamer. Dan ini bukan bisnis konsol tradisional Nintendo, di mana gamer keluar uang untuk sistem fisik dan game. Pokemon Go gratis didownload dan gamer hanya punya sedikit alasan dan investasi untuk terus memainkannya," sebutnya lagi.
Memang tak sedikit kasus game yang sangat tenar mendadak tenggelam, sebut saja Angry Birds. Maka menjadi tugas Nintendo agar gamer tidak cepat bosan. Memang sudah ada kabar kalau di masa depan akan ada fitur baru, misalnya gamer dapat bertukar karakter.
Apapun itu, wabah Pokemon Go belum menunjukkan tanda tanda mereda. Apalagi masih banyak negara yang belum resmi kebagian, termasuk Indonesia. (fyk/rns)











































