Tim asal Jakarta ini menjadi juara pertama kategori profesional dalam kompetisi game DotA Allstar yang digelar dari 3-9 Februari 2009 di Be Mall, Jalan Naripan, Bandung.
Selama 6 hari Ritter Rusli alias Fnatic Ritter, Sugiarto Cahyadi alias Fnatic BaHaMuT, Farand Kowara alias Fnatic Koala, Ariyanto Sony alias Fnatic Lakuci dan Andreas alias Fnatic Veleno main game.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Memang kelima remaja ini terlihat pendiam, namun jangan ditanya saat mereka mulai bertempur dalam DOtA Allstar. Brutal dan hampir tidak ada yang bisa mengalahkannya. "Mengerikan. Mereka monster game," ujar salah seorang peserta kompetisi game melihat kehebatan tim Fnatic dalam kompetisi tersebut.
Kehebatan tim Fnatic tidak hanya di tingkat nasional saja. Mereka juga berjaya di tingkat internasional. Terakhir, bulan November tahun 2008 lalu, mereka menjadi juara kelima dalam kompetisi DotA Allstar di Malaysia.
"Kami selalu juara dalam 60-an kompetisi yang kami ikuti. Di nasional kita selalu juara dan di luar negeri kami juga sering menjadi juara," terang Ritter, kapten tim Fnatic kepada detikINET, Minggu (9/2/2009) malam.
Karena selalu menjadi juara, akhirnya Fnatic sering dilarang ikut kompetisi DotA Allstar di tingkat nasional.
"Kami sering dilarang ikut karena sejak tahun 2007 kompetisi DotA Allstar dibagi menjadi dua, rookie dan pro. Nah yang pro di Indonesia hanya dua tim, kami Fnatic dan Emporium," pungkas remaja berkulit putih ini.
Wajar jika panitia kompetisi games DotA Allstar mengganjar mereka dengan hadiah Rp 3 juta. Saat ditanya mengenai hadiah yang mereka terima, dengan kompak Fnatic menjawab uang tersebut akan ditabung untuk membiayai mereka saat akan bertanding lagi di luar negeri. (afz/wsh)