Keren! Game Potion Permit Buatan Bandung Digandrungi Eropa dan AS
Hide Ads

Keren! Game Potion Permit Buatan Bandung Digandrungi Eropa dan AS

Adi Fida Rahman - detikInet
Jumat, 09 Agu 2024 18:51 WIB
Potion Permit
Keren! Game Potion Permit Buatan Bandung Digandrungi Eropa dan AS Foto: Apple

Pixel Art

Game Potion Permit mengajak kamu menjadi seorang ahli kimia untuk meracik obat untuk membantu menyembuhkan warga kota Moonbury. Berbeda kebanyakan game yang menonjolkan visual, game ini mengadopsi tampilan pixel art sehingga membuatnya makin unik.

Andika mengaku punya alasan kenapa tampilan game Potion Permit dibuat Pixel Art. Lagi-lagi karena sumber daya yang terbatas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Konsep pixel art sangat-sangat capable buat diraih dengan kapabilitas tim kami. Dari style dan quality, Kawan-kawan sangat-sangat achievable waktu itu. Jadi kita memutuskan untuk mengambil ke sana," terangnya.

Butuh empat tahun bagi Andika dan tim untuk mengeksekusi ide hingga Potion Permit resmi dirilis 2022 lalu. Salah satu kendala yang membuat pengembangan game ini agak lama karena COVID-19.

ADVERTISEMENT

Kondisi ini membuat Tim MassHive Media yang tadinya kerja di kantor musti menjalankan work from home (WFH). Belum lagi belum banyak game sejenisnya sehingga Andika kesulitan menentukan bisnis model Potion Permit.

"Potion Permit mungkin sedikit ada eksperimental. Dalam arti kami mau bikin game farming yang tidak ada farmingnya. Tidak ada bisnis model atau game produk lain yang mungkin bisa dijadikan referensi. Jadi otomatis semua yang diimplementasikan harus try and error, dan basically kami sendiri yang harus mengerti ke mana nih arah produknya karena tidak bisa mencontoh game yang lain," papar Andika.

"Jadi itu yang mungkin menjadi tantangan sehingga kami mungkin selama pengembangan mengalami proses maju-mundur maju-mundur, try eror, benerin lagi benerin lagi. sampai akhirnya produknya oke dan matang," lanjutnya.

Potion PermitPotion Permit Foto: Apple

Populer di Eropa dan AS

Potion Permit dirilis menjadi game berbayar dan dapat didownload di berbagai macam platform, mulai dari iOS, iPadOS hingga Steam. Lantaran versi mobile baru hadir pada Februari 2024, gamer yang memainkan lebih banyak menggunakan komputer dan konsol.

"Sekitar bulan Maret 2024, untuk konsol dan PC total pemainnya 500 ribuan lebih. Sementara mobilenya masih bertambah," ungkap Andika.

Untuk sebaran pemain, kata Andika, tergantung platform yang digunakan. Namun mayoritas berasa dari AS dan Eropa.

"Kalau dari Indonesia, sepengetahuan saya untuk PC dan konsol masih di bawah satu persen. Jadi memang sangat kecil," ujarnya.

"Nah kalau untuk mobile sendiri di Indonesia lumayan. Ada beberapa faktor, terakhir kami memasukkan Bahasa Indonesia mungkin itu jadi timing point juga," sambungnya.

Saat ini Andika dan tim terus memperbaiki bug dan menyiapkan patch untuk memaksimalkan pengalaman pengguna. Selain itu menyiapkan konten tambahan baik gratis maupun berbayar tergantung platform yang dimainkan.

Lantaran semua platform sudah dimasuki, Andika berharap gamenya bisa mejeng di Apple Arcade.

"Harapan ada tapi kami kembalikan lagi ke Apple. Karena ketersediannya tergantung Apple," pungkas Andika.

(afr/fay)