Eksistensi video game dalam beberapa tahun belakangan, semakin matang di kalangan para gamer. Hal itu nampaknya menjadikan industri ini begitu menggoda dan menjanjikan. Bahkan beberapa perusahaan besar, berani berekspansi ke berbagai platform hingga melakukan akuisisi dalam jumlah sangat tinggi.
Tercatat dalam sejarah, ada 10 akuisisi perusahaan game terbesar. Di mana peringkat atas diisi oleh kabar yang baru saja mencuat, yakni pembelian oleh Microsoft terhadap Activision Blizzard. Nilainya pun tak main-main mencapai Rp 1.000 triliun.
Kabar tersebut muncul, tidak lama setelah Take Two membeli Zynga dengan harga fantastis. Lantas apa saja daftar pembelian perusahaan game terbesar lainnya? Berikut 10 akuisisi perusahaan game terbesar sepanjang sejarah, seperti dikutip detikINET dari Pocket Gamer, Kamis (20/1/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 5 Game Android Siap Rilis Tahun 2022 |
10 Akuisisi Perusahaan Game Terbesar
1. Microsoft - Activision Blizzard
![]() |
Meskipun akuisisi belum selesai, tetapi Microsoft dikabarkan setuju memenuhi pembayaran sebesar USD 69 miliar atau sekitar Rp 1.000 triliun. Hal ini pun menjadi nilai terbesar dalam sejarah.
Raksasa teknologi tersebut semakin memantapkan langkahnya dalam membangun metaverse. Seperti yang disampaikan oleh Satya Nadella, Chairman and CEO Microsoft, di mana video game merupakan jenis hiburan paling dinamis dan menarik di semua platform.
"Industri ini juga akan memainkan peran penting, dalam pengembangan platform metaverse," jelas Nadella.
2. Take Two - Zynga
![]() |
Selanjutnya datang dari perusahaan induk Rockstar Games, yakni Take Two Interactive yang membeli developer game ternama, Zynga. Pembelian ini menelan biaya hingga USD 12,7 miliar atau sekitar Rp 181 triliun.
Zynga sendiri salah satu pengembang game mobile paling sukses di dunia. Total yang disuguhkan lebih dari 70 judul, termasuk di media sosial seperti Facebook.
3. Tencent - Supercell
![]() |
Tencent sendiri mengakuisisi 81,4% saham di Supercell seharga USD 10,2 miliar Rp 146 triliun pada Juni 2016. Kemudian meningkatkan status kepemilikannya dari 50% menjadi 51,2% senilai USD 40 juta atau sekitar Rp 574 miliar dan memperoleh tambahan 44.000 saham.
Supercell bermarkas di Finlandia dan memiliki empat game mobile yang masing-masing meraup USD 1 miliar atau sekitar Rp 14,3 triliun. Didapatkannya sebagai pendapatan kotor seumur hidup melalui judul-judul, seperti Clash of Clans, Clash Royale, Hay Day dan Brawl Stars.
Kunjungi halaman berikutnya, untuk lihat daftar lengkapnya >>>
4. Microsoft - Bethesda Softworks (ZeniMax Media)
![]() |
Selain menggaet Activision Blizzard, Microsoft sebelumnya sudah menggelontorkan dana sebesar USD 7,5 miliar atau Rp 108 triliun, untuk mendapatkan Bethesda. Pembelian ini sekaligus memberikan rilis game eksklusif di Xbox dan PC.
Bethesda juga membawa Fallout Bethesda, Elder Scrolls, Doom dan Dishonored. Beserta delapan studio pengembang yang dimilikinya bergabung ke Xbox Game Studios.
5. Activision Blizzard - King
![]() |
Sebelum akhirnya diakuisisi oleh Microsoft, Activision Blizzard sempat membeli King seharga Rp USD 5,9 miliar atau sekitar Rp 84,6 triliun, pada Februari 2016. Dengan USD 3,6 juta atau sekitar Rp 51,6 miliar dari kas internal dan sisanya dari perjanjian kredit.
King sendiri merupakan pengembang game mobile yang didirikan di Stockholm, Swedia. Mereka terkenal karena beberapa judul, salah satunya dari Candy Crush Saga yang telah merilis tiga sekuel.
6. ByteDance - Moonton
![]() |
Perusahaan induk TikTok ini memboyong Moonton, selaku developer game Mobile Legends, dengan harga USD 4 miliar atau sekitar Rp 57 triliun. Ini dilakukannya untuk memperluas penawaran global yang dapat diberikan Nuverse, kepada industri permainan seluler.
Moonton ialah pengembang sekaligus penerbit dari game Multiplayer Online Battle Arena (MOBA) asal China. Didirikan pada tahun 2014, mereka terkenal dengan Mobile Legends: Bang Bang.
7. Embracer - Asmodee
![]() |
Embracer Group mengakuisisi Asmodee senilai USD 3,1 miliar atau sekitar Rp 44,4 triliun. Total lebih dari 37 akuisisi yang dilakukannya pada tahun 2021. Di mana Lars Wingefors selaku CEO menyampaikan, berencana melakukan jumlah serupa pada tahun 2022.
Asmodee didirikan pada 1995 dan mendistribusikan judul-judul seperti Catan, Star Wars: XWing, Ticket to Ride dan Jungle Speed. Sejak beroperasi, mereka sendiri telah membeli 22 anak perusahaan dan lebih dari 300 IP.
Kunjungi halaman berikutnya, untuk lihat daftar lengkapnya >>>
8. Microsoft - Mojang Studios
![]() |
Sebelum memutuskan menggaet Bethesda dan Activision Blizzard, Microsoft juga telah mengakuisisi Mojang Studios seharga USD 2,5 miliar atau sekitar Rp 35,8 triliun, pada tahun 2014. Sepertinya ini menjadi pembelian terbesar ketiga untuk raksasa teknologi yang bermarkas di Redmond, Amerika Serikat itu.
Mojang Studios adalah developer asal Swedia yang terkenal dengan game sandbox Minecraft. Sejak rilis, permainan mereka telah terjual lebih dari 200 juta unit di seluruh dunia dan menjadikannya judul terlaris sepanjang masa.
9. Electronic Arts - Glu Mobile
![]() |
Selanjutnya datang dari Electronic Arts (EA), di mana mengakuisisi Glu Mobile senilai USD 2,4 miliar atau sekitar Rp 34,4 triliun. Tujuannya untuk memperluas jangkauannya ke gamer di seluruh dunia.
Glue Mobile terkenal dengan judul-judul seperti Disney Sorcerer's Arena, Kim Kardashian: Hollywood and Diner Dash Adventures. Total pendapatan yang berhasil mereka raup hingga USD 540 juta atau sekitar Rp 7,7 triliun pada tahun 2020.
10. Netmarble - SpinX Games
![]() |
Dana yang digelontorkan Netmarble untuk membawa SpinX Games ke dalam keluarga besarnya, yaitu USD 2,19 miliar atau sekitar Rp 31,4 triliun. Menjadi perusahaan game mobile kasino dengan penghasilan tertinggi ketiga di dunia.
Didirikan pada tahun 2014, SpinX Games, juga dikenal karena telah meluncurkan Cash Frenzy, Lotsa Slots dan Jackpot World. Mereka tidak menawarkan perjudian di dunia nyata, tetapi pembelian dalam aplikasi.