Jika sudah begitu, maka kejelian mata fotografer menemukan komposisi yang bagus dengan cepat adalah suatu keharusan. Kejelian ini yang bakal membimbing sesuatu yang biasa menjadi terlihat fotogenik dan luar biasa. Sekaligus menyortir mana saja yang kurang menarik atau tidak bisa dimaksimalkan.
Berikut beberapa langkah singkat untuk menemukan komposisi ruang yang atraktif dengan cepat, ringkas dan tetap solid. Yang terkadang tersembunyi di balik simbol dan pesan alam yang tidak disadari.
1. Gunakan insting dan sedikit cita rasa sampai menemukan titik pengambilan gambar yang menarik. Terdengar sederhana namun pada prakteknya lumayan melelahkan. Sebab, fotografer diminta aktif berkeliling, memilah dan membuat skala prioritas mana-mana saja yang menarik sebagai spot pengambilan gambar.
Seperti pada contoh pertama, fotografer perlu mondar-mandir sekitar 15 menit di sebuah lobi. Tidak lain untuk menemukan titik terbaik untuk pemotretan portrait yakni seorang ahli silat.
![]() |
![]() |
Oh iya, pada praktiknya tidak perlu membuat sketsa garis seperti dalam contoh ini. Bisa dikhayalkan saja di dalam pikiran masing-masing atau dibuat sesi simulasi sebelum pemotretan sungguhan. Tujuannya untuk kelancaran komunikasi dengan model atau subjek yang akan dijepret.
Sketsa imajinatif ini yang biasanya menjadi jalan masuk untuk menangkap pesan tersembunyi. Dan sebagai pesan tersembunyi, siapa saja dapat menafsirkan dengan persepsi masing-masing. Kekayaan persepsi itulah yang membuat suatu foto lebih berbicara dan mempunyai daya pengaruh ke mana saja.
![]() |
Sumber cahaya terkait dengan white balance, arah cahaya tidak dipisahkan dengan bayangan dan kontras yang dihasilkan. Misalkan sumber cahaya merupakan lampu ruangan yang berwarna kuning seperti dalam contoh pertama, maka white balance harus disesuaikan sampai menghasilkan warna yang diinginkan. Bacalah petunjuk manual dalam setiap kamera untuk menemukan white balance yang sesuai.
Arah cahaya akan berdampak pada bayangan yang jatuh pada subjek. Jika kontrasnya tinggi, bayangan yang dihasilkan juga sangat pekat. Sebaliknya jika kontras rendah, bayangan lebih lembut. Gunakan perbedaan ini dengan apik dan racik menjadi bahan membuat foto yang dramatik.
4. Setelah mendapat komposisi yang memungkinkan dan dianggap nyaman, masukkan subjek dalam setting ruang tersebut. Apakah di sepertiga kiri atau sepertiga kanan. Apakah separuh badan ataukah seluruh badan hingga kaki. Tidak ada rumus baku karena sesuai kebutuhan masing-masing.
Seperti pada contoh pertama, subjek ditempatkan di sepertiga kiri sementara dua pertiga kanan dibiarkan kosong. Tidak lain karena kebutuhan editorial sehingga ruang kosong tersebut diperuntukan bagi teks (judul/kutipan). Sebaliknya pada contoh kedua yang hanya melayani foto dokumentasi, maka subjek menjadi titik pusat cerita.
![]() |
Sehingga saat pemotretan singkat sekalipun, yang hanya melintas beberapa detik, fotografer sudah mampu menangkap pesan tersembunyi untuk menjadi modal utama dalam membangun foto yang kuat dan powerful.
(Ari/ash)