Kamera Rp 15 jutaan ini bergaya retro dan berukuran compact, bisa berganti lensa. Kesannya seperti kamera film, tapi sebenarnya Fujifilm X-T30 III adalah kamera digital dengan image sensor 26MP APS-C X-Trans sensor.
Seperti namanya, Fujifilm X-T30 sudah generasi ke-3. Berawal dari Fujifilm X-T10 dan X-T20, kemudian X-T30, II, dan III. Yang III ini sudah ditingkatkan sebanyak empat kali dari X-T10.
Secara desain, tidak ada perubahan mendasar dari Fujifilm X-T30 dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya. Satu-satunya perbedaan yang signifikan adalah roda/dial di sebelah kiri atas kamera berubah fungsi dari drive mode menjadi film simulation. Di dial tersebut, ada tiga pilihan custom untuk menyimpan Fujifilm recipe: FS1, FS2 dan FS3.
Fujifilm simulation di X-T30 II cukup banyak, ada 20 buah, tentunya tidak semua memiliki tempat di dial, maka itu ada pilihan C, yang mana kita bisa set film simulation sesuai keinginan kita yang gak ada di dial ini.
Melalui situs Fuji X weekly, saya mencoba resep film Kodak 1976, dengan resep tersebut, hasil fotonya bernuansa seperti foto-foto majalah tahun 70-80an.
Salah satu fitur penting di X-T30 III yang membedakan dengan kamera Fujifilm yang kelasnya lebih bawah adalah jendela bidik dan built-in flash. Jendela bidik di X-T30 III tergolong standar ukuran dan resolusinya, tapi penting saat memotret di kondisi terang.
Saat menggunakan Fujifilm X-T30 III, saya sangat terbantu dengan jendela bidiknya terutama di kondisi cahaya Matahari yang terang. Meskipun layar monitor bisa diterangkan sampai 5 tingkat, tapi memotret di jendela bidik lebih jelas, lebih mudah untuk komposisi, manual fokus dan untuk meninjau gambar.
Jendela bidik bisa diatur diopternya, sehingga membantu untuk fotografer rabun dekat. Dengan Processor X-Trans 5 dan image sensor 26MP, secara kinerja secara umum setara dengan X-M5, X-E5, X-T5 dan X-H2. Kinerja kamera mulus dan cepat, autofocus face and eye detection juga bekerja dengan baik jika kita menggunakan lensa autofokus.
Saat mencoba kamera ini selama beberapa hari, saya juga menemukan ada beberapa hal yang saya kurang suka, misalnya kecepatan kamera dalam memproses fungsi-fungsi tertentu seperti clarity, grain dan lain-lainnya agak lambat.
Tentunya ini membuat fotografer yang hobi menggunakan berbagai Film Simulation Recipe (FS) menjadi agak pelan. Ada Jeda waktu proses sekitar dua detik yang berpotensi membuat kita kehilangan momentum saat memotret secara candid.
Dan kalau kita sering memotret di kondisi panas, misalnya siang-siang di bawah sinar Matahari, peringatan temperatur panas bisa muncul. Memang, kita bisa tetap bisa memotret atau merekam video, tapi kadang peringatan tersebut bikin kita jadi agak was-was. Ada cara untuk menghentikan peringatan ini di dalam menu kamera, yaitu ke posisi high.
Kelemahan X-T30 III dibandingkan kamera Fujifilm yang kelasnya lebih tinggi, X-T30 III tidak punya stabilizer di body sehingga bisa mempertahankan ketebalan kamera dan juga harganya lebih terjangkau.
Untuk kualitas gambarnya, X-T30III yang beresolusi 26MP kurang lebih setara dengan X-S20 dan X-M5. ISO sampai 1600 masih bagus, tapi kualitas foto mulai menurun karena noise reduction. ISO 6400 mungkin batas atas yang saya bisa tolerir. Secara umum, lebih aman kita pakai di bawah ISO 1600.
Untuk videonya, Fujifilm X-T30 II sudah mendukung opengate 6.2k 30fps, atau 4k 60p. Yang mungkin agak unik adalah kemampuan kamera ini auto crop ke 9:16 untuk video vertical. Secara desain menurut saya X-T30 lebih foto sentris.
Contohnya, X-T30 punya pengaturan shutter speed di bagian atas kamera, tapi buat ganti mode ke video agak sedikit merepotkan. Pengguna harus tekan tombol Drive dulu, baru akses ke menu movie. Sedangkan kalau di kamera lain, seperti X-M5, tinggal putar dial di atas kamera ke movie/video sudah siap syuting.
Bagi yang sedang mengincar X-T30 III, kemungkinan besar akan mempertimbangkan X-M5 atau X-E5. Dari keduanya, Fujifilm X-E5 itu paling lengkap fiturnya, punya jendela bidik, dan stabilizer di body. X-M5 lebih compact, ringan dan desainnya lebih mudah untuk yang sering merekam video. Namun yang lebih hobi ke fotografi, punya budget yang terbatas dan belum punya lensa, Fujifilm X-T30 III ini bakalan lebih cocok, karena selain harganya lebih murah, desainnya lebih cocok buat motret untuk pemula maupun yang sudah mahir.
Fujifilm X-T30 III adalah kamera yang cocok untuk pemula maupun mahir. Bagi yang pemula dapat memanfaatkan mode otomatisnya yang pintar dalam mendeteksi subjek dan pemandangan yang dipotret. Bagi yang mahir dapat menggunakan berbagai fitur kamera ini untuk beragam jenis fotografi dan videografi, misalnya dokumentasi pribadi, seperti buat portrait, liburan keluarga, traveling,dan lain-lain.
Dibanding ponsel, kamera digital seperti ini tentunya lebih menyenangkan dan memuaskan untuk digunakan, karena image sensornya besar, banyak pengaturan yang bisa kita set secara manual dan juga yang penting bisa ganti lensa sehingga hasilnya lebih detail dan berdimensi.
Fujifilm X-T30 III telah dirilis secara resmi di Jakarta pada 24 November 2024. Harga jual resminya adalah Rp15.888.000 untuk kamera dan Rp18.888.000 untuk kamera dengan lensa kit Fujinon XC 13-33mm. XT-30 III kini telah tersedia di Official Store Fujifilm Indonesia serta semua retailer resmi di Indonesia.
Simak Video " Intip Kecanggihan Lensa dan Kamera Terbaru Keluaran Sony"
(rns/rns)