Harga Kamera Mirrorless Makin Mahal, Tapi Makin Laris
Hide Ads

Harga Kamera Mirrorless Makin Mahal, Tapi Makin Laris

Anggoro Suryo - detikInet
Senin, 23 Sep 2024 08:45 WIB
Canon EOS R7 dan EOS R10
Ilustrasi kamera mirrorless. Foto: Canon
Jakarta -

Keberadaan fitur kamera pada ponsel memang menggerus pasar kamera DSLR dan mirrorless, tapi tak semua jenis kamera menjadi korbannya.

Saat ini kamera mirrorlss dan DSLR kelas entry level memang mulai menghilang dari pasaran. Namun di sisi lain, kamera kelas flagship malah penjualannya menguat.
Bisa dibilang, kamera mirrorless kini lebih menjadi fashion statement ketimbang peralatan untuk profesional.

Dilansir The Economist, pabrikan seperti Leica, Fujifilm, dan Nikon mengubah fokusnya menjadi mengedepankan kamera mahalnya, dan strategi tersebut terbukti sukses.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Camera and Imaging Products Association, harga rata-rata penjualan kamera baru sudah meningkast tiga kali lipat selama enam tahun ke belakang. Dan, data terbaru mereka, pengapalan kamera secara global antara Januari sampai Mei 2024 meningkat hampir 12% secara year over year.

Pengapalan selama periode tersebut menembus angka tiga juta unit, atau tingkat tertinggi selama tiga tahun ke belakang. Pertumbuhan ini mayoritas digendong oleh permintaan kamera mirrorless kelas premium yang tetap terjaga.

ADVERTISEMENT

Kamera mirrorless di kelas ini kini sudah jauh lebih laris dibanding DSLR, dengan perbandingan 5 banding 1 secara global, demikian dikutip detikINET dari Techspot, Jumat (20/9/2024).

Salah satu brand yang paling diuntungkan dari tren kamera premium ini adalah Leica, pabrikan kamera asal Jerman. Leica Q3, kamera full frame terbarunya yang dijual seharga USD 6.000 mendapatkan permintaan yang sangat tinggi.

Sejak dirilis pada 2023, pemesannya harus menunggu hingga enam bulan. Bahkan Leica juga mencatatkan rekor penjualannya pada 2023 lalu, dengan pemasukan mencapai 485 juta euro, atau naik 9% dari 444 juta euro yang didapat pada tahun 2022.

Begitu juga dengan Fujifilm, yang mengalami lonjakan permintaan untuk kamera compact premiumnya, yaitu seri X100. Seri terbarunya, X100VI yang dirilis pada Februari 2024 seharga USD 1.600 langsung ludes diborong para pembelinya di seluruh dunia.

Namun ironisnya, penyebab melonjaknya permintaan akan kamera mahal ini disebabkan oleh kehadiran fitur kamera yang makin bagus di ponsel. Setidaknya itulah yang dikatakan oleh Presiden Nikon Muneaki Tokunari.

"Kita saat ini ada pada tahap di mana ponsel dan kamera digital bisa hidup bersamaan. Saya pikir ponsel sudah merambah dasar fotografis. Sebagai hasilnya, model high end kami, yang ada puncak piramida kamera, laris di pasaran," jelasnya.




(asj/afr)