Nikon sudah memutuskan untuk menutup divisi imaging-nya di Indonesia. Kira-kira, apa alasannya ya?
Menurut pengamat fotografi Enche Tjin, sebenarnya pengguna kamera Nikon tak perlu cemas dengan penutupan ini. Karena Nikon masih akan tetap beroperasi di Indonesia lewat Alta Nikindo, distributor resmi Nikon di Indonesia selama beberapa dekade ke belakang.
"Pada dasarnya fotografer dan pengguna Nikon tidak perlu cemas, karena kegiatan penjualan dan pelayanan produk Nikon tetap berlangsung di Indonesia melalui PT Alta Nikindo yang sebelum kehadiran Nikon Indonesia juga sudah menjadi distributor Nikon di Indonesia selama beberapa dekade," ujar Enche ketika dihubungi detikINET, Kamis (222/10/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Enche sendiri mengaku tak mengetahui alasan tutupnya Nikon di Indonesia. Namun jika harus menebak, menurutnya keputusan ini mungkin mengikuti strategi Nikon secara global yang tengah melakukan restrukturisasi dan penghematan.
Baca juga: Nikon Indonesia Tutup! |
"Soal penyebab Nikon Indonesia pamit memang belum ada pernyataan resmi ya, Mas. Tapi dugaan saya karena mengikuti strategi Nikon pusat untuk restrukturisasi dan penghematan dalam jangka waktu dekat-menengah, dan ditambah dengan kondisi Pandemi Covid-19 yang tidak ujung selesai menghambat kegiatan marketing di Indonesia," tambahnya.
Pangsa pasar tergerus mirrorless
Pangsa pasar Nikon secara global sendiri memang terus tergerus oleh pabrikan pembuat kamera mirrorless, seperti Sony, Fuji, dan Panasonic. Pada 2019 lalu, menurut data yang dirilis Nikkei, pangsa pasar Nikon menurun 1,6% dan disalip oleh Sony.
Menurut data tersebut, pangsa pasar kamera secara keseluruhan dikuasai oleh Canon dengan persentase 45,4%, Sony 20,2%, dan Nikon di posisi ke-3 dengan 18,6%. Sementara di posisi ke-4 dan ke-5 dipegang oleh Fujifilm dan Panasonic dengan persentase masing-masing 4,7%.
Data ini pun diiyakan oleh Enche, karena menurutnya sebagian fotografer yang ingin beralih ke mirrorless memang sudah meninggalkan Nikon. Namun yang beralih ke mirrorless memang akhirnya pindah ke Sony dan Fujifilm.
"Sebagian besar kalau teman-teman di Indonesia sebagian tetap di mirrorless Nikon yang baru, tapi banyak juga yang ke Sony dan Fuji," pungkas Enche.
Sebabnya, Nikon punya strategi yang berbeda untuk kamera mirrorless dibanding pabrikan lain. Yaitu menggunakan sensor yang lebih kecil dari APS-C, yaitu Nikon 1, yang kemudian juga disetop produksinya.
"Nikon beranggapan mirrorless hanya untuk consumer awam jadi cuma kembangin Nikon 1, mirrorless dengan sensor 1 inch yang kecil, akhirnya dihentikan," tutup Enche
(asj/fay)