Menurut Toshihisa Iida, GM Sales & Marketing Fujifilm, penggunaan mirror di kamera sejatinya memberikan masalah fundamental. Sebab penggunaan mirror bisa memberikan dampak negatif pada hasil jepretan, yang disebut mirror shock.
Hal ini membuat ketajaman gambar tidak lebih baik dari mirrorless. Terutama karena mirrorless yang bisa menempatkan posisi sensor dan lensa menjadi lebih dekat, sehingga mampu memberikan hasil foto yang lebih tajam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemilihan mirrorless juga memberikan keuntungan lain. Lida menambahkan mirrorless telah membuka limitasi di soal desain lensa.
![]() |
GFX 50S sendiri menjadi pembuka jalan bagi Fujifilm untuk kembali menapaki segmen medium format. Yang membedakan sekarang adalah teknologi mirrorless yang diusungnya. Fujifilm membekali GFX 50S dengan sensor CMOS berukuran 43,8 mm x 32,9 mm yang menyodorkan kemampuan hingga 51,4 MP.
Selain itu, produsen Jepang ini juga menawarkan enam lensa yang bisa dipilih untuk mengoptimalkan penggunaannya. Ditambah lagi dengan rotating viewfinder yang bikin penggunanya bisa lebih jauh mengeksplorasi keinginannya dalam mengincar objek.
"Kami menciptakan alat (GFX 50S-red) yang bisa bikin fotografer bisa melakukan apa yang mereka inginkan. Ini adalah format baru sebuah kamera dari Fujifilm. Menawarkan kenikmatan fotografi dan kualitas gambar mengagumkan," ujar Toru Takahashi, SVP Fujifilm.
Baca juga: Kumpulan Artikel 'Photokina Surga Penikmat Fotografi'.
(yud/ash)












































