Salah satu yang biasa dipakai yakni 'komposisi kurva'. Yakni dengan membuat garis imajiner antar subjek foto sehingga terjadi interkoneksi yang dinamis. Sekaligus, merangkai gambar visual dalam satu cerita yang saling melengkapi, tidak berdiri sendiri dan satu kesatuan narasi utuh.
Seperti pada foto 'Pedagang Sate' dan 'Bermain', terdapat beberapa subjek yang menjadi point of interest. Fotografer merangkai dinamika visual tersebut dalam rangkaian garis keterikatan yang naik-turun, tidak konstan dan bila dirangkai mirip grafik ekonomi. Tinggal mencari angle yang tepat dan momen yang pas, maka foto 'Pedagang Sate' dan 'Bermain' sudah berpindah ke memory card.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kurva imajiner ini tidak melulu satu variabel dengan subjek berupa orang. Dalam contoh foto 'Rijkmuseum', terlihat dua variabel sekaligus. Yakni kurva bagian atas (atap--> alat berat) dan kurva bagian bawah (pohon --> karya instalasi --> alat berat). Dengan merangkai beberapa subjek sekaligus, terlihat cityscape Rijkmuseum mempunyai tata letak dan komposisi yang rapih, dinamis dan terukur.
Nah, dengan trik serupa, Anda dapat membuat komposisi foto dengan lebih rileks, mudah dicerna dan mampu mengontrol perhatian audiens/pembaca. Sehingga fotografer tidak perlu panik atau bingung ketika bertemu sesuatu yang rumit, crowded dan nyaris tidak ada unsur fotojenik.
(Ari/rou)