Kami pun bergegas turun usai menempuh perjalanan satu jam dari bandara Oita. Sebelumnya, kami harus menggunakan penerbangan domestik selama 1,5 jam dari Tokyo. Jika bukan perbukitan dan pedesaan elok sepanjang naik bus, kami bakal bosan mengingat lamanya waktu untuk mencapai markas besar Canon.
"Selamat datang di Pabrik Canon, kami sudah menunggu sejak pagi," kata Oita Canon President Mashiko saat menyambut kedatangan detikINET dan puluhan jurnalis lainnya dari mancanegara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini tempat kami memproduksi produk-produk Canon. Tidak hanya kamera melainkan beberapa produk lain seperti mesin printer," imbuh Mashiko sebelum memulai tour factory.
Ia menambahkan, selain di bukit Oita itu terdapat markas Canon yang lain. Yakni yang berada tidak jauh dari bandara dan dekat dengan Pelabuhan Laut Oita (AKI Plant). Hanya saja bukan pabrik melainkan untuk manajemen dan pengembangan produk Canon.
"Di sana juga menjadi titik awal pengapalan produk-produk Canon ke seluruh dunia. Tentu setelah selesai diproses di sini," ujar Mashiko dengan bahasa Jepang dan diterjemahkan oleh seorang interpretator.
Setelah presentasi sekitar 20 menit, waktu yang dinantikan sejak dari Jakarta sudah berada di depan mata. Yakni menyaksikan langsung proses pembuatan kamera dan lensa-lensa Canon yang melegenda.
![]() |
Kami diberi penutup alas kaki dari plastik sebelum naik ke lantai dua di salah satu kompleks di kawasan pabrik itu. Penutup ini untuk memastikan tidak ada debu terbawa masuk ke area pabrik.
Sekecil apapun debu, kata Mashiko, akan membuat proses produksi terganggu. "Selalu steril para pekerja. Kami punya alat supaya debu tidak kemana-mana," tukas Mashiko.
Kami yang dibagi menjadi tiga kelompok menyaksikan tiga proses utama membuat kamera. Ketiganya masing-masing menempati lahan yang sangat luas mirip hanggar pesawat terbang. Bedanya, langit-langit tidak setinggi hanggar namun rendah sekitar tiga meter.
Di atasnya tergantung lampu ruangan yang sangat terang namun tidak menyilaukan sehingga proses produksi tetap nyaman dilakukan. Di lantainya terpapar mesin, robot tangan dan berbagai piranti lain untuk proses membuat kamera.
"Kami membuat sendiri papan sirkuit dengan mencetak di atas pelat seng terlebih dahulu. Lalu papan seng diprint untuk membuat papan sirkuit yang akan diisi dengan berbagai komponen elektrik," kata Yuri, seorang staf di bagian pembuatan motherboard kamera Canon.
Papan sirkuit tersebut nantinya bakal berada di body kamera. Di papan itu pula terdapat berbagai komponen elektrik terpenting seperti prosesor. Menempelkannya tidak lagi manual namun sepenuhnya oleh robot tangan yang super mungil.
"Kami sadar pekerjaan ini tidak sepenuhnya sempurna. Kami tetap menguji hasil dalam sebuah proses yang menjadi rahasia dapur kami," lanjut Yuri.
Setelah proses pertama itu, kami bergeser ke bangunan sebelahnya di kompleks yang sama. Di tempat ini Canon membuat body kamera secara utuh dengan merangkai ratusan spare parts yang rumit, njlimet dan detail. Dari yang terkecil seperti sekrup sampai yang terbesar yakni body kamera itu sendiri.
Sejumlah kamera DSLR yang diidam-idamkan jutaan fotografer profesional maupun amatir di seluruh jagat dilahirkan di bagian ini. Tidak hanya itu, juga purwarupa dan produksi baru juga ditelurkan di sini. Sebut saja 1DX, 5Ds, 6D atau 1000D.
"Kami melakukan perakitan ini sudah otomatis, hanya menyisakan sedikit tenaga manusia untuk quality control," tukas Mashiko.
Proses terakhir yang tidak kalah penting yaitu pembuatan lensa-lensa Canon yang dikenal tajam, presisi dan mempunyai kecepatan fokus di atas rata-rata. "Tahap membuat lensa, separuh menggunakan tangan (handmade) separuhnya lagi menggunakan mesin otomatis," kata Mashiko.
![]() |
Belum puas kami berkeliling pabrik tempat kamera dilahirkan, kami harus mengejar pesawat pulang ke Tokyo pada sore hari dan terpaksa meninggalkan tempat ini tanpa sempat menoleh ke belakang.
Kami tetap berharap bisa lebih lama lagi berada di perbukitan Oita sambil menikmati hawa sejuk pantai Pasifik di akhir musim dingin yang membawa ide-ide besar Canon. Ide menyenangkan untuk melihat dunia dengan persepsi berbeda, persis seperti tagline mereka: 'delighting you always'. (Ari/rou)