10 Hantu dan Kisah Urban Legend Jepang, Dijamin Merinding

Hachishakusama: Hachishakusama adalah entitas jahat mitologi yang menculik anak-anak di Jepang. Posturnya sangat tinggi dan berambut panjang. Hantu Jepang ini mengumumkan kedatangannya dengan mengeluarkan suara aneh yang terdengar seperti "po po po". Beberapa versi menonjolkan kekuatan dan kecepatannya yang luar biasa untuk menculik korban dengan cepat. Kisah lain menunjukkan dia bisa berubah bentuk, memungkinkannya berbaur dengan lingkungannya dan membuat anak lengah. Selain itu, ada laporan yang menyatakan dia memiliki kekuatan menghapus ingatan. Foto: Unwired

Teke Teke: Ceritanya, seorang wanita muda Jepang bernama Kashima Reiko pulang pada malam hari. Dia menjadi korban sekelompok penyerang. Dipukuli, diperkosa dan dibiarkan mati, wanita malang sekarat itu merangkak untuk minta bantuan. Sangat lemah, dia kehilangan kesadaran di rel kereta api dan terbelah dua karena ditabrak. Sejak saat itu, arwah mendiang menghantui stasiun kereta untuk mencari kakinya yang hilang. "Teke teke" adalah suara yang dikeluarkannya saat merangkak sebelum menyerang mangsanya. Hantu ini disebut suka memotong anggota tubuh bagian bawah mangsanya. Foto: Wikipedia

Rokurokubi: Makhluk ini diceritakan sangat menggoda di siang hari dan berubah jadi monster mengerikan di malam hari. Lehernya jadi lebih panjang dan menjadi kejam. Legenda rokurokubi populer dalam cerita rakyat Jepang. Beberapa dari makhluk ini hanya menakuti manusia sementara yang lain memangsanya. Seringkali saat berpenampilan biasa mereka sama sekali tidak diperhatikan. Mereka memiliki pekerjaan, keluarga, dan teman sama seperti orang lain. Bahkan ada di antara mereka yang mengira dirinya manusia. Makhluk berbahaya ini dapat terbongkar melalui tanda putih kecil di lehernya. Foto: Wikipedia

Hanako San: Hanako San adalah roh pendendam yang menghantui toilet lantai 3 di sekolah. Gadis berambut hitam yang membuat takut anak-anak ini diceritakan berada di toilet ke-3 kamar mandi anak perempuan. Hanako San dikabarkan tewas dalam serangan bom Perang Dunia II. Versi lain menyatakan dia dibunuh oleh orang cabul. Terakhir, rumor terakhir menyebutkan bahwa dia bunuh diri. Bagaimanapun, berhati-hatilah untuk tidak menyebut namanya tiga kali jika Anda tidak ingin dia membawa Anda ke neraka. Foto: Japan avenue

Tomino's Hell: Bagi semua penggemar puisi Jepang, waspadalah terhadap legenda urban yang mengatakan bahwa siapa pun yang membaca baris-baris puisi ini dengan suara keras akan mati. Ini tentang puisi Yomota Inuhiko berjudul Tomino's Hell atau Neraka Tomino, tentang seorang anak laki-laki yang menuju neraka. Singkatnya, puisi mematikan ini sebaiknya tidak dibaca menurut kepercayaan Jepang.Foto: Unwired

Kuchisake Onna: Legenda urban ini sangat terkenal di Jepang, tentang wanita sangat cantik di zaman Edo jadi korban suaminya yang cemburu. Curiga istrinya tidak setia, seorang samurai menggorok mulutnya. Sambil memutilasi istrinya, dia berteriak, "Siapa yang mengira kamu cantik sekarang?" dan membunuhnya. Almarhum berubah jadi roh pendendam. Dia tak segan membunuh anak kecil atau laki-laki. Dikatakan dia berkeliaran di hutan pada malam hari, wajahnya tersembunyi di balik masker bedah, bertanya pada orang yang lewat, "Apakah saya cantik?" Jika jawabannya ya, dia akan melepas topengnya dan menjawab, "Sseperti ini?" Tidak peduli jawabannya, dia akan menggorok mulut korban. Namun, orang masih bisa lolos dengan mengembalikan pertanyaan itu padanya. Foto: Wikipedia

Hitobashira: Di Jepang, pengorbanan manusia dilakukan hingga abad ke-17 demi menjaga bangunan dari bencana alam. Orang dikubur hidup-hidup atau dikubur di dekat jembatan, kuil atau kastil, sebagai persembahan. Ritual ini disebut Hitobashira (pilar manusia). Nah kisahnya, kastil Maruoka yang dibangun pada zaman Sengoku dan merupakan monumen penting, selalu runtuh. Saat itulah muncul ide menambahkan pilar manusia. Seorang wanita bernama Oshizu setuju untuk dikurung hidup-hidup dengan imbalan menjadikan putranya seorang samurai, hanya saja janji itu tidak ditepati. Air matanya membanjiri parit kastil tiap tahun sejak itu. Foto: YouTube

Berlokasi di Stokes Hill, Darwin, Australia, ada terowongan penyimpanan minyak selamat dari bom Jepang. Ini potret terowongan tersebut.

Kiyotaki: Kisah horor ini sangat populer di Jepang tentang terowongan berhantu. Jalur bawah tanah yang menghubungkan Arashiyama ke Sagakiyotaki didirikan pada awal abad ke-19 dalam kondisi mengerikan. Banyak pekerja dikatakan meninggal karena kecelakaan atau kelelahan. Karena itu, jika jiwa-jiwa yang hilang menghantui tempat itu. Dikatakan bahwa wanita kulit putih atau hantu lain yang menyebabkan kecelakaan lalu lintas mungkin ditemui di dalam terowongan. Apalagi terowongan Kiyotaki panjangnya 444 meter dan ingat, angka 4 terkutuk. Jadi, jika Anda kebetulan melewati koridor kegelapan ini, berhati-hatilah saat berkendara. Foto: Istimewa

Aka Manto: Toilet Jepang adalah subjek dari banyak legenda urban. Setelah legenda Hanako San si gadis toilet, ada kisah Aka Manto, seorang pemuda berjas merah. Dia sering diganggu teman-teman sekelasnya dan memutuskan untuk mengakhiri hidupnya di toilet. Sejak itu, almarhum membalas dendam pada semua orang yang buang air. Rumor mengatakan bahwa dia bertanya kepada pengguna apakah mereka lebih suka kertas merah atau biru. Tidak ada jawaban yang benar, jika Anda memilih yang pertama dia akan membunuh Anda dalam genangan darah dan jika memilih yang kedua, Anda akan dicekik. Foto: Unwired

Gozu: Jika seseorang tidak mengetahui secara pasti isi cerita ini, lebih baik tidak menceritakannya dengan risiko dihukum mati. Gozu adalah roh jahat dengan penampilan kepala sapi. Kisahnya, selama perjalanan bus sekolah, seorang guru, yang tidak tahu bagaimana menenangkan murid-muridnya yang putus asa, punya ide buruk untuk menceritakan legenda horor ini. Setan itu kemudian sungguh datang dan merasuki tubuhnya. Ketika guru selesai bercerita, bus telah jatuh dan semua siswa tergeletak di tanah kesakitan. Tak satu pun dari mereka yang selamat dapat mengingat kisah horor Jepang yang menjadi penyebab tragedi ini. Foto: Unwired