Telegram Diblokir Rusia, Anak Tiri di Negeri Sendiri
Hide Ads

FotoINET

Telegram Diblokir Rusia, Anak Tiri di Negeri Sendiri

istimewa - detikInet
Rabu, 18 Apr 2018 16:06 WIB

Jakarta - Pavel Durov bisa dibilang putra Rusia yang coba menorehkan tinta emas di negaranya. Namun sejak Telegram diblokir, ia seakan jadi anak tiri di negeri sendiri.

Pavel Durov merupakan pendiri dari salah satu layanan berbagi pesan terbesar di dunia, yaitu Telegram. (Foto: Instagram/durov)

Selain itu, ia juga merupakan pendiri jejaring sosial paling populer di Rusia, yang bernama Vkontakte (VK). (Foto: Instagram/durov)

Meski lahir dan sukses di Rusia, namun Durov justru menjadi musuh besar bagi pemerintah setempat. (Foto: Instagram/durov)

Pada 2011, ia memicu masalah karena menolak menutup halaman milik aktivis oposisi yang memprotes kembalinya Vladimir Putin jadi presiden. (Foto: Instagram/durov)

Durov pun menjadi incaran kepolisian dan dipaksa menjual VK pada investor yang pro-pemerintah sekaligus dipecat dari jabatannya sebagai CEO jejaring sosial tersebut. (Foto: Instagram/durov)

Kemalangannya pun terus bertambah karena ia diusir dari Rusia, meski untunngnya ia sudah mengantongi kekayaan USD 300 juta pada saat itu. (Foto: Instagram/durov)

Setelah terusir dari Rusia dan pindah ke Berlin, Jerman, Durov mulai mengembangkan Telegram yang diklaim layanan messaging teraman. (Foto: Instagram/durov)

Durov mengaku terinspirasi dari kisah mantan agen NSA, Edward Snowden, yang membuka tabir bahwa pemerintah suka menyadap internet sehingga mereka membuat layanan Telegram menjadi sangat aman. (Foto: Instagram/durov)

Citra aman itu pula yang membuat Telegram disukai teroris sehingga kembali memicu masalah dengan pemerintah Rusia. (Foto: Instagram/durov)

Karena Telegram enggan untuk memberikan software yang berisi kunci enkripsi, pemerintah Rusia pun memblokir akses penggunanya di daerah teritorinya terhadap jejaring sosial tersebut . (Foto: Instagram/durov)

Durov Telegram dianggap tidak mendukung pemerintah Rusia dalam menanggulangi ancaman dari teroris. (Foto: Instagram/durov)

Saat ini, Durov memegang kewarganegaraan Saint Kitts and Nevis, walau tetap mempertahankan status kependudukan Rusia miliknya. (Foto: Instagram/durov)

Kurang harmonisnya hubungan Durov dengan negara kelahirannya membuat dirinya sering berkeliling dunia, mulai dari San Francisco, New York, London, Paris, hingga Berlin. (Foto: Instagram/durov)

Ia pun sempat mengunjungi Indonesia, mulai dari berlibur di Bali hingga bertemu Menteri Kominfo Rudiantara. (Foto: Instagram/durov)

Meski dimusuhi pemerintah Rusia, ia mengaku bahwa dirinya bisa saja tetap tinggal di Rusia, namun ia menolak untuk berkompromi dengan pihak terkait. (Foto: Instagram/durov)

(/)