Telegram Diblokir Rusia, Anak Tiri di Negeri Sendiri

Pavel Durov merupakan pendiri dari salah satu layanan berbagi pesan terbesar di dunia, yaitu Telegram. (Foto: Instagram/durov)

Selain itu, ia juga merupakan pendiri jejaring sosial paling populer di Rusia, yang bernama Vkontakte (VK). (Foto: Instagram/durov)

Meski lahir dan sukses di Rusia, namun Durov justru menjadi musuh besar bagi pemerintah setempat. (Foto: Instagram/durov)

Pada 2011, ia memicu masalah karena menolak menutup halaman milik aktivis oposisi yang memprotes kembalinya Vladimir Putin jadi presiden. (Foto: Instagram/durov)

Durov pun menjadi incaran kepolisian dan dipaksa menjual VK pada investor yang pro-pemerintah sekaligus dipecat dari jabatannya sebagai CEO jejaring sosial tersebut. (Foto: Instagram/durov)

Kemalangannya pun terus bertambah karena ia diusir dari Rusia, meski untunngnya ia sudah mengantongi kekayaan USD 300 juta pada saat itu. (Foto: Instagram/durov)

Setelah terusir dari Rusia dan pindah ke Berlin, Jerman, Durov mulai mengembangkan Telegram yang diklaim layanan messaging teraman. (Foto: Instagram/durov)

Durov mengaku terinspirasi dari kisah mantan agen NSA, Edward Snowden, yang membuka tabir bahwa pemerintah suka menyadap internet sehingga mereka membuat layanan Telegram menjadi sangat aman. (Foto: Instagram/durov)

Citra aman itu pula yang membuat Telegram disukai teroris sehingga kembali memicu masalah dengan pemerintah Rusia. (Foto: Instagram/durov)

Karena Telegram enggan untuk memberikan software yang berisi kunci enkripsi, pemerintah Rusia pun memblokir akses penggunanya di daerah teritorinya terhadap jejaring sosial tersebut . (Foto: Instagram/durov)

Durov Telegram dianggap tidak mendukung pemerintah Rusia dalam menanggulangi ancaman dari teroris. (Foto: Instagram/durov)

Saat ini, Durov memegang kewarganegaraan Saint Kitts and Nevis, walau tetap mempertahankan status kependudukan Rusia miliknya. (Foto: Instagram/durov)

Kurang harmonisnya hubungan Durov dengan negara kelahirannya membuat dirinya sering berkeliling dunia, mulai dari San Francisco, New York, London, Paris, hingga Berlin. (Foto: Instagram/durov)

Ia pun sempat mengunjungi Indonesia, mulai dari berlibur di Bali hingga bertemu Menteri Kominfo Rudiantara. (Foto: Instagram/durov)

Meski dimusuhi pemerintah Rusia, ia mengaku bahwa dirinya bisa saja tetap tinggal di Rusia, namun ia menolak untuk berkompromi dengan pihak terkait. (Foto: Instagram/durov)