Di Balik Gerhana Matahari Jelang Idul Fitri
Hide Ads

detik Sore

Di Balik Gerhana Matahari Jelang Idul Fitri

20detik Signature - detikInet
Senin, 08 Apr 2024 15:15 WIB
detik sore 8 april 2024
Foto: Irsyad Maulana
Jakarta -


Malam nanti fenomena astronomis diprediksi akan terjadi. Sayangnya, warga Indonesia tidak dapat menyaksikan secara langsung peristiwa ini. Adapun beberapa area yang terdampak antara lain wilayah-wilayah di Samudera Arktik, Greenland, Islandia, Spanyol, dan sebagian Portugal.

Gerhana matahari berlangsung saat Indonesia ada di waktu malam hari. Hal ini diungkapkan oleh Ahli Astronomi dan Astrofisika dari Pusat Riset Antariksa BRIN, Thomas Djamaluddin. Ia juga mengatakan bahwa puncak gerhana bersesuaian dengan bulan baru penanda awal Syawal 1445 H. Lebih lanjut Thomas menjelaskan, bulan baru astronomis yang disebut konjungsi geosentrik ijtimak terjadi pada dini hari pukul 01.36 WIB.

"Karenanya pada saat Maghrib 9 April di Indonesia posisi bulan sudah cukup jauh meninggalkan Matahari, sekitar 8 derajat. Secara hisab atau perhitungan dan rukyat atau pengamatan, posisi bulan sudah meyakinkan masuk awalnya Syawal atau Idul Fitri pada 10 April 2024," tutur Thomas, mengutip detikInet Kamis (28/3).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melansir dari detikInet, gerhana matahari total akan terjadi di Amerika Utara pada 8 April 2024. Saat fenomena ini terjadi, siang akan menjadi gelap bak malam hari selama beberapa saat.

Gerhana matahari merupakan hal umum terjadi. Hal ini akan terjadi jika posisi bulan cukup dekat dengan bidang ekliptika bersamaan dengan bulan baru. Meski demikian, peristiwa alam ini tidak terjadi di setiap fase bulan baru. Hal ini disebabkan bahwa orbit Bulan harus memiliki kemiringan tertentu terhadap posisi ekliptika.

ADVERTISEMENT

Gerhana matahari total ini memiliki siklus sekitar dua tahun sekali. Artinya, kejadian ini baru akan terjadi lagi pada 2026. Langkanya peristiwa alam ini mendorong Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) untuk bereksperimen. Dalam laman detikInet, disebutkan terdapat lima proyek sains interdisipliner yang dilakukan NASA saat gerhana terjadi.

Selain gerhana matahari total, ada sebuah peristiwa alam lain yang akan terjadi pada malam nanti. Sebuah komet sebesar Everest akan melintasi bumi bertepatan dengan gerhana.

Oleh penemunya, komet ini diberi nama 12P/Pons-Brooks atau dikenal sebagai 'komet setan'. Penamaan 'setan' ini merujuk pada hasil foto menangkapnya yang memperlihatkan bentuk tapal kuda yang menyerupai tanduk di puncaknya.

Komet Setan memiliki lebar 16 km dan mengalami kobaran api seperti gunung berapi secara berkala yang membuatnya bersinar 100 kali lebih terang dari biasanya saat mendekati Matahari. Adapun Pons-Brooks hanya bisa dilihat dengan teleskop, teropong, atau melalui foto eksposur panjang menuju konstelasi Pisces di sore hari.

Ingin tahu lebih banyak tentang berbagai fenomena antariksa yang akan terjadi pada malam nanti? Saksikan ulasannya bersama Redaktur Pelaksana detikInet dalam Editorial Review, sajian khas detik Sore.

Bersama detikJateng, detik Sore kali ini akan mengulas persiapan mudik di wilayah Jawa Tengah. Saksikan pula segmen Sunsetalk yang akan membahas berbagai hal tentang rumah-rumah yang ditinggalkan saat libur lebaran.

Jangan lewatkan ulasan mendalam berita-berita hangat detikcom dalam sehari yang disiarkan secara langsung langsung (live streaming) pada Senin-Jumat, pukul 15.30-18.00 WIB, di 20.detik.com dan TikTok detikcom. Jangan ketinggalan untuk mengikuti analisis pergerakan pasar saham jelang penutupan IHSG di awal acara. Sampaikan komentar Anda melalui kolom live chat yang tersedia.

(vys/vys)