Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Kaleidoskop Teknologi 2025
April: Quantum, Satelit, Limbah Nuklir, dan Chip yang Makin Mini
Kaleidoskop Teknologi 2025

April: Quantum, Satelit, Limbah Nuklir, dan Chip yang Makin Mini


Rachmatunnisa - detikInet

Reaktor nuklir BATAN.  
dikhy sasra/ilustrasi/detikfoto
Ilustrasi reaktor nuklir. Foto: Dikhy Sasra/detikcom
Jakarta -

April 2025 menjadi bulan yang memperlihatkan bagaimana teknologi dan sains bergerak ke arah yang semakin strategis.

Dari riset paling dasar di level quantum, isu keamanan satelit di ruang angkasa, hingga terobosan energi dan peta jalan industri chip global, berbagai perkembangan ini menunjukkan bahwa inovasi kini tak lagi berdiri sendiri.

Berikut empat sorotan teknologi dan sains di April 2025 yang mencuri perhatian dan layak dicatat dalam kaleidoskop detikINET.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Teknologi Masa Depan Lahir dari Teori Rumit

Tanggal 14 April setiap tahunnya diperingati sebagai World Quantum Day atau Hari Kuantum Sedunia. Tahun ini, peringatan World Quantum Day ingin mengenalkan fisika kuantum ke publik luas.

ADVERTISEMENT

Teknologi kuantum kini menjadi fondasi berbagai inovasi masa depan. Mulai dari komputer kuantum, sensor ultra-presisi, hingga sistem keamanan data generasi baru yang dirancang tahan terhadap serangan teknologi canggih.

Lewat peringatan ini, publik diajak memahami bahwa riset yang dulu terdengar abstrak kini mulai menjejak ke dunia nyata. Negara dan perusahaan teknologi global pun tak mau ketinggalan, berlomba mengembangkan ekosistem kuantum mereka masing-masing.

Dengan demikian, April 2025 menjadi pengingat bahwa sains fundamental bukan sekadar teori. Sains adalah investasi jangka panjang yang hasilnya baru terasa bertahun-tahun kemudian.

2. Satelit Jadi Target Perang Modern

Satelit tak lagi urusannya hanya dengan sinyal TV atau navigasi. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebutkan, satelit kini menjadi sasaran strategis dalam konflik modern.

Peneliti dari BRIN mengungkapkan, ancaman terhadap satelit lebih sering datang dari serangan non-fisik. Mulai dari jamming, spoofing, hingga peretasan sistem kontrol.

Dampaknya tak main-main. Gangguan pada satelit bisa berimbas ke komunikasi, transportasi, sistem keuangan, bahkan pertahanan negara.

Karena itu, keamanan satelit kini tak bisa hanya mengandalkan teknologi keras. Dibutuhkan sistem siber yang kuat, desain yang tahan gangguan, serta sumber daya manusia yang siap menghadapi ancaman digital dari luar angkasa.

3. Limbah Nuklir Disulap Jadi Baterai

Limbah nuklir selama ini identik dengan risiko. Namun riset terbaru yang dipublikasikan April 2025 justru menunjukkan sisi sebaliknya.

Peneliti dari Ohio State University berhasil mengembangkan baterai yang memanfaatkan radiasi limbah nuklir sebagai sumber listrik. Menariknya, teknologi ini diklaim aman disentuh.

Berbeda dari pembangkit nuklir konvensional, sistem ini tidak menghasilkan panas ekstrem. Radiasi diubah langsung menjadi energi listrik melalui material khusus.

Potensi pemanfaatannya cukup luas, mulai dari sensor di lingkungan ekstrem hingga misi luar angkasa jangka panjang. Meski masih tahap awal, riset ini membuka cara pandang baru terhadap limbah nuklir, dari masalah menjadi peluang.

4. Ukuran Chip Makin Kecil, Dampaknya Makin Besar

Industri semikonduktor kembali menunjukkan arah masa depannya pada April 2025. Salah satu sorotan datang dari pengembangan chip berukuran 1,4 nanometer, teknologi fabrikasi yang digadang-gadang akan menjadi fondasi komputasi generasi berikutnya.

Ukuran nanometer yang semakin kecil bukan sekadar pencapaian teknis. Chip 1,4 nm menjanjikan lonjakan performa sekaligus efisiensi energi, dua hal yang kini menjadi kebutuhan utama di tengah ledakan kecerdasan buatan, pusat data, dan komputasi awan.

TSMC memaparkan bahwa teknologi ini merupakan kelanjutan dari roadmap panjang industri chip. Setelah 3 nm dan 2 nm, node 1,4 nm dirancang untuk menekan konsumsi daya sambil meningkatkan kepadatan transistor secara signifikan.

Meski belum akan diproduksi massal dalam waktu dekat, kehadiran chip 1,4 nm memberi sinyal kuat tentang arah persaingan teknologi global. Di masa depan, ukuran chip yang makin kecil ini akan menentukan seberapa cepat, hemat energi, dan canggih perangkat digital yang digunakan masyarakat sehari-hari.




(rns/rns)





Hide Ads