Influencer India Pura-pura Crazy Rich, Foto Mobil di Show Room
Hide Ads

Influencer India Pura-pura Crazy Rich, Foto Mobil di Show Room

Aisyah Kamaliah - detikInet
Kamis, 23 Okt 2025 22:00 WIB
Young beautiful women shopping together, outdoors, smiling, using smartphone
Ilustrasi crazy rich palsu. Foto: Getty Images/Rossella De Berti
Jakarta -

Fake it till you make it. Kini semakin menjamur influencer yang pamer kemewahan di media sosial, meski kekayaan itu cuma hasil pinjam atau sewa-sewa saja.

Misalnya di India. Fenomena untuk berfoto bersama mobil mewah di show room sudah jadi rahasia umum di balik flexing-nya influencer yang pura-pura jadi crazy rich. Tak cuma di show room, lobi hotel juga kerap jadi backdrop pinjaman untuk berakting kaya raya.

Seorang penjual mobil bekas di Madhapur menceritakan bahwa praktik ini sudah menjadi rutinitas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mereka yang membuat video Instagram di show room saya sudah menjadi pemandangan umum. Mereka siap membayar Rs 20.000 hanya untuk mengendarai mobil kurang dari setengah kilometer. Tapi saya menolak tawaran mereka," kata penjual tersebut.

Ia mencoba menyarankan mereka untuk menggunakan jasa penyewaan mobil, akan tetapi para influencer itu berkata bahwa orang-orang di Instagram sudah tahu mobil mana yang disewakan.

ADVERTISEMENT

Melansir Deccan Chronicle, pemilik gerai pelapis keramik untuk mobil mewah lainnya juga berbagi cerita. Dia mengatakan sebagian besar pengunjungnya berusia 16-30 tahun.

"Mereka meminta untuk memotret video di samping kendaraan pelanggan. Saya mengizinkannya jika saya kenal pemilik mobilnya, tetapi mereka tidak mau menunjukkan nama toko karena tidak sesuai dengan konten 'kaya' mereka," ujarnya.

Bukan cuma pemilik show room, staf hotel juga akrab dengan sandiwara ini. Seorang manajer umum sebuah hotel mewah menceritakan pengalamannya.

"Mereka mencoba merekam di lobi melalui serangkaian kontak, dan sulit menjelaskan kepada mereka bahwa para tamu mengeluh. Mereka tidak peduli. Ini soal rekamannya," keluhnya.

Edannya lagi, manajer fasilitas di Madhapur menjelaskan bagaimana beberapa orang bahkan mencoba menyelinap ke apartemen yang sedang kosong.

"Mereka bertanya apakah saya boleh mengizinkan mereka merekam di apartemen yang pemiliknya sedang pergi. Salah satu dari mereka bahkan bilang durasinya hanya dua menit. Saya bilang dia bisa membuat saya kehilangan pekerjaan," serunya.

Kegilaan ini, meski sebenarnya kedoknya sudah jadi rahasia umum, ternyata tetap bisa berhasil. Kendati demikian, tetap ada harga yang dibayar selama konten ini masih merajalela di media sosial.

"Semua orang tahu itu palsu, tapi tetap berhasil. Kamu menggulir melewati (video) seseorang di lobi hotel bintang lima, dan untuk sesaat, otak kamu mempercayainya. Momen itu cukup untuk merasa kamu entah bagaimana tertinggal -- bahkan jika mereka benar-benar memegang cangkir kopi kertas," kata Dimpa Ghosh, seorang kreator konten di Hyderabad.

Amit Sinha, seorang eksekutif pemasaran yang berbasis di Gachibowli, telah mengamati pola ini untuk sementara waktu. Dia mengatakan tidak menyalahkan para influencer, melainkan ekosistemnya.

"Strategi 'berpura-pura sampai berhasil' telah menjadi strategi bisnis. Yang menyedihkan adalah anak-anak muda yang menonton ini berpikir bahwa kesuksesan berarti membeli barang, bukan membangun keterampilan atau stabilitas," ungkapnya.




(ask/ask)
Berita Terkait