Bos Nvidia Ungkap 2 Pekerjaan yang Banyak Dicari di Era AI
Hide Ads

Bos Nvidia Ungkap 2 Pekerjaan yang Banyak Dicari di Era AI

Virgina Maulita Putri - detikInet
Minggu, 05 Okt 2025 14:15 WIB
Jensen Huang
Foto: Global Times
Jakarta -

Kehadiran kecerdasan buatan (AI) dikhawatirkan akan membuat generasi muda kesulitan mendapatkan pekerjaan. Namun menurut CEO Nvidia Jensen Huang, akan ada beberapa pekerjaan yang banyak dicari untuk mendukung industri AI.

Huang mengatakan akan ada ribuan pekerjaan untuk anak muda di era AI dengan gaji yang tinggi dan tidak memerlukan gelar sarjana. Pekerjaan yang dimaksud hanya membutuhkan pendidikan keterampilan praktis seperti tukang kayu atau atau teknisi listrik.

"Jika Anda seorang teknisi listrik, tukang ledeng, tukang kayu-kita akan membutuhkan ratusan ribu orang seperti itu untuk membangun semua pabrik ini," kata Huang dalam wawancara dengan Channel 4 News, seperti dikutip dari Fortune, Minggu (5/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Segmen keterampilan teknis di semua negara akan mengalami ledakan. Pertumbuhannya akan berlipat ganda setiap tahun," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Huang mengatakan pekerjaan seperti ini akan banyak diincar bersamaan dengan pesatnya pertumbuhan pusat data sebagai tulang punggung infrastruktur AI.

Pekan lalu, Nvidia mengumumkan akan menggelontorkan USD 100 miliar ke OpenAI untuk mendanai pembangunan pusat data AI. Menurut McKinsey, belanja modal global untuk pembangunan pusat data akan menyentuh USD 7 triliun pada tahun 2030.

Pusat data seluas 23.000 meter persegi diproyeksikan dapat mempekerjakan hingga 1.500 pekerja konstruksi dalam fase pembangunannya. Para pekerja ini disebut akan mengantongi gaji sebesar USD 100.000 atau sekitar Rp 1,6 miliar plus uang lembur.

Setelah pusat data selesai dibangun, dibutuhkan sekitar 50 pekerja untuk mengelola fasilitas. Namun, masing-masing pekerjaan ini akan menciptakan 3,5 pekerjaan tambahan di lingkungan sekitar.

Seruan Huang untuk menelurkan lebih banyak teknisi listrik dan tukang ledeng sejalan dengan pandangannya bahwa gelombang kesempatan berikutnya di dunia teknologi ada di sisi fisik, bukan di sisi software seperti sekarang.

Huang bukan satu-satunya CEO yang mengkhawatirkan kurangnya pekerja berketerampilan praktis di era AI. CEO BlackRock Larry Fink sebelumnya memperingatkan Amerika Serikat terancam kekurangan teknisi listrik karena deportasi tenaga kerja imigran dan kurangnya minat anak muda terhadap pekerjaan terampil.

"Saya bahkan sudah memberi tahu anggota Trump bahwa kita akan kehabisan teknisi listrik yang kita butuhkan untuk membangun pusat data AI," kata Fink dalam sebuah konferensi energi pada bulan Maret.




(vmp/rns)
Berita Terkait