Tudingan soal Facebook atau Meta diam-diam mendengarkan percakapan pengguna lewat mikrofon ponsel kembali jadi sorotan.
Adam Mosseri, Head of Instagram, menegaskan bahwa anggapan itu salah besar dan menjelaskan kenapa banyak orang merasa diikuti iklan setelah ngobrol soal suatu topik, demikian dikutip detikINET dari Techspot, Jumat (3/10/2025).
"Selain jelas melanggar privasi, kalau kami benar merekam percakapan kalian, baterai ponsel bakal cepat habis dan lampu indikator mikrofon akan menyala," kata Mosseri lewat video di akun Instagram-nya.
Menurut Mosseri, setidaknya ada empat alasan kenapa orang mengira mereka "didengarkan":
- Sudah cari duluan tanpa disadari. Banyak orang lebih dulu mencari produk atau membuka situsnya sebelum membicarakannya, lalu lupa pernah melakukan itu.
- Advertiser memang berbagi data. "Kalau kamu melihat sebuah produk di website, bisa jadi pengiklannya membayar kami untuk menampilkan iklan ke kamu," jelasnya.
- Iklan berdasarkan minat teman atau kelompok serupa. Meta menargetkan iklan bukan hanya dari minat pribadi, tapi juga dari minat orang yang mirip atau berada di lingkaran pertemanan.
- Tidak sadar pernah lihat iklan sebelumnya. "Kita scroll cepat, melewati iklan begitu saja. Kadang kamu sudah melihatnya tanpa sadar, lalu topiknya muncul dalam obrolan," lanjut Mosseri.
Ia juga menyebut kebetulan tetap bisa terjadi, tapi banyak orang lebih memilih percaya pada "penyadapan" ketimbang algoritma.
Menariknya, pernyataan Mosseri muncul di saat Meta baru saja mengumumkan kebijakan baru: mulai 16 Desember, percakapan pengguna dengan fitur AI milik Meta bisa dipakai untuk mempersonalisasi rekomendasi konten dan iklan di Facebook, Instagram, dan WhatsApp. Topik sensitif seperti politik, agama, kesehatan, dan orientasi seksual dikecualikan dari penayangan iklan, tapi selebihnya tetap dianalisis.
Sebelumnya, eksekutif Meta sudah berulang kali membantah praktik penyadapan. Pada 2017, Rob Goldman yang saat itu menjabat President of Ads Facebook mengatakan bahwa platform "tidak dan tidak pernah menggunakan mikrofon ponsel untuk iklan." Setahun kemudian, Mark Zuckerberg juga menyampaikan hal yang sama saat bersaksi di depan Kongres AS terkait kasus Cambridge Analytica.
Meski begitu, kecurigaan publik makin kuat setelah bocoran pitch deck pada 2023 dari Cox Media Group yang mengklaim teknologi "Active Listening" bisa menargetkan iklan berdasarkan percakapan lewat mikrofon ponsel, smart TV, dan asisten rumah pintar.
Nama Google dan Meta disebut dalam dokumen itu, meski tidak pernah dipastikan apakah mereka benar menggunakannya. Cox kemudian membantah menyadap pengguna seperti yang dituduhkan, dan Google memutus kerja samanya.
Untuk sebagian orang, bantahan resmi tetap tidak cukup. Tapi, seperti disindir Mosseri, mungkin yang lebih menakutkan dari penyadapan adalah algoritma yang tahu duluan sebelum kamu sadar pernah mencari sesuatu.
Simak Video "Video: Instagram Bakal Hapus Fitur Content Notes Karena Sepi Pengguna"
(asj/afr)