Eropa Siapkan Teknologi 'Tembok Sakti' Penangkal Drone Rusia

Fino Yurio Kristo - detikInet
Senin, 29 Sep 2025 14:30 WIB
Ilustrasi drone tempur. Foto: Getty Images/Gabriel Kuchta
Jakarta -

Uni Eropa resmi meluncurkan inisiatif untuk membangun tembok drone di sepanjang sisi timur blok tersebut, di tengah pelanggaran wilayah udara yang mengkhawatirkan oleh Rusia.

Pertemuan perdana proyek tersebut mempertemukan sepuluh negara anggota, yaitu Bulgaria, Denmark, Estonia, Hongaria, Latvia, Lituania, Polandia, Rumania, Slowakia, dan Finlandia. Komisi Eropa memimpin perundingan.

Ukraina juga diundang. Mereka mengembangkan teknologi di sektor ini dan diperkirakan bisa memproduksi empat juta drone tiap tahun. "Rusia sedang menguji Uni Eropa dan NATO dan respons kita harus tegas, bersatu, dan segera. Pertemuan hari ini, kita sepakat beralih dari, katakanlah, diskusi ke tindakan nyata," ujar Andrius Kubilius, Komisaris Eropa untuk Pertahanan.

Kubilius menegaskan tembok drone punya dua tujuan yaitu deteksi dan intervensi, dengan prioritas utama diberikan pada tujuan pertama. "Tentu kita perlu mencari cara efektif untuk menghancurkannya," ujarnya, dikutip detikINET dari Euro News.

Belum jelas berapa lama proyek ini akan terealisasi. Kubilius memperkirakan waktu setahun berdasarkan analisis ahli, meskipun ia mengingatkan tidak yakin dengan perkiraan tersebut.

Inisiatif ini menyusul serangkaian pelanggaran wilayah udara yang membuat Eropa siaga. Insiden pertama terjadi di Polandia dua minggu lalu, ketika 19 drone Rusia terbang d wilayahnya. Kemudian terjadi juga di Rumania dengan satu drone Rusia dan di Estonia ada tiga jet tempur MiG-31 Rusia.

Lalu, drone besar terlihat di Bandara Kopenhagen, menyebabkan penghentian total operasi selama hampir empat jam. Aktivitas drone juga memaksa penghentian operasional di Bandara Aalborg. Media Swedia kemudian melaporkan penampakan misterius serupa di wilayah selatan Karlskrona.

Sejauh ini, Denmark belum mengidentifikasi pelakunya. Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen mengatakan dia tidak dapat mengesampingkan keterlibatan Rusia, tapi pihak berwenang belum menemukan buktinya.




(fyk/fyk)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork