Seorang teknisi robotika di pabrik Tesla di Fremont, California, menggugat produsen mobil milik Elon Musk tersebut sebesar USD 51 juta. Sebuah robot yang tak terkendali tiba-tiba menabraknya, menyebabkan karyawan berusia 50 tahun itu terluka parah dan kesulitan membayar tagihan medis yang sangat besar.
Penggugat bernama Peter Hinterdobler sedang membantu seorang insinyur membongkar robot itu, yang dipindah dari posisi biasa di jalur produksi Model 3.
"Saat insinyur coba melepas motor di dasar robot, lengan robot tiba-tiba dan tanpa peringatan terlepas dengan kekuatan yang sangat besar," kata gugatan tersebut.
Seperti dikutip detikINET dari Independent, lengan Hinterdobler terbentur dengan kekuatan cukup besar, menyebabkannya terlempar ke lantai dan pingsan, di antara cedera lain.
Hingga saat ini, cedera Hinterdobler akibat insiden mengerikan pada 22 Juli 2023 itu telah menghabiskan biaya pengobatan USD 1 juta, dengan setidaknya USD 6 juta lagi yang akan datang.
Ini bukan pertama kali robotika di pabrik Tesla mengalami error dan mencelakakan pegawainya. Di 2021, insinyur Tesla di Gigafactory Texas, dilaporkan "diserang" oleh robot yang menancapkan cakarnya ke punggung dan lengannya, hingga karyawan tersebut terjepit ke dinding.
Beruntung, dia berhasil lolos dari cengkeraman robot saat seorang rekan menekan tombol henti darurat, tapi jatuh ke saluran pembuangan yang dimaksudkan untuk besi tua.
Kecelakaan industri serius pertama yang terkait dengan robot di Amerika Serikat terjadi pada tahun 1979, ketika seorang pekerja di pabrik Ford di Flat Rock, Michigan, meninggal setelah kepalanya terpukul oleh lengan robot. Sejak saat itu, seiring dengan semakin lazimnya penggunaan robot dalam manufaktur, cedera dan kematian terus meningkat.
Simak Video "Video: Elon Musk Gugat Apple-OpenAI, Khawatir Bisnisnya Kalah Saing"
(fyk/rns)