Tesla Siap Bayar Elon Musk Rp 16.400 Triliun, Asalkan...
Hide Ads

Tesla Siap Bayar Elon Musk Rp 16.400 Triliun, Asalkan...

Fino Yurio Kristo - detikInet
Minggu, 07 Sep 2025 19:15 WIB
Elon Musk reacts during a press conference with U.S. President Donald Trump (not pictured), at the White House in Washington, D.C., U.S., May 30, 2025. REUTERS/Nathan Howard
Foto: REUTERS/Nathan Howard
Jakarta -

CEO Tesla, Elon Musk, berpotensi menjadi triliuner pertama di dunia dalam dolar Amerika Serikat. Musk, pria berumur 54 tahun yang saat ini oran terkaya dunia, akan menerima USD 1 triliun oleh Tesla atau sekitar Rp 16.400 triliun, jika perusahaan mobil listriknya itu memenuhi serangkaian target selama 10 tahun ke depan.

Tesla mengatakan Musk akan dibayar sangat besar jika beberapa target mulai dari produksi mobil hingga nilai valuasi total perusahaan, terpenuhi selama periode tersebut. Perusahaan harus mencapai valuasi pasar sebesar USD 2 triliun dan mencapai 20 juta pengiriman kendaraan agar Musk bisa mulai menerima pembayaran tersebut.

Sebagai catatan, dikutip detikINET dari Global News, Tesla mengirimkan kurang dari dua juta kendaraan pada tahun 2024 sehingga target itu sangat tinggi. Adapun valuasi pasarnya saat ini adalah USD 1,1 triliun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Tesla juga diwajibkan memiliki satu juta robotaxi yang beroperasi secara komersial dan satu juta bot kecerdasan buatan. Syarat lainnya, Musk wajib tetap bersama Tesla setidaknya selama tujuh setengah tahun untuk mencairkan saham dan 10 tahun untuk mendapatkan jumlah penuh. Semua kompensasi akan diberikan dalam bentuk saham.

Tesla menyebut bahwa mereka perlu memberi insentif kepada Musk agar memfokuskan perhatian ke perusahaan. Dewan direksi Tesla percaya Musk memiliki karakteristik kepemimpinan yang diperlukan untuk mentransformasi Tesla dan mewujudkan misi jangka panjang pada tingkat tak tertandingi. Menurut Forbes, kekayaan bersih Musk saat ini lebih dari USD 400 miliar.

Namun Tesla belakangan mengalami serangkaian tantangan. Saham perusahaan anjlok 25% tahun ini, sebagian besar karena reaksi keras atas afiliasi Musk dengan Presiden AS Donald Trump.

Tesla juga menghadapi persaingan yang semakin ketat, khususnya dari produsen mobil listrik China. Penjualan Tesla juga anjlok tajam di Eropa setelah Musk berpihak pada partai politik sayap kanan di Jerman.




(fyk/fyk)
Berita Terkait