CEO Meta, Mark Zuckerberg, menggelontorkan miliaran dolar untuk menggeber teknologi AI yang digadang akan mencapai kecerdasan super. Namun belum-belum, sudah ada masalah pelik. Menurut New York Times, terjadi pertikaian internal antara pakar AI baru dan lama di Meta, dan divisi AI Meta juga akan diperkecil.
Meta Superintelligence Labs kabarnya akan dibagi jadi 4 yaitu riset AI, superintelijen AI, produk dan infrastruktur, serta hardware AI lainnya. New York Times mengklaim Meta juga sedang mempertimbangkan merampingkan divisi AI, yang berarti PHK atau memindahkan karyawan ke bagian lain, karena divisi ini membengkak jadi ribuan orang.
Anehnya, laporan tersebut juga mengklaim Meta sedang mempertimbangkan membeli model AI dari pihak ketiga untuk mendukung produk-produknya. "Perusahaan ini juga secara aktif mengeksplorasi penggunaan model kecerdasan buatan pihak ketiga," klaim New York Times.
Baru pada Juni Meta menyuntik USD 14,3 miliar di startup Scale AI dan menempatkan CEO-nya, Alexandr Wang, sebagai kepala AI di Meta. Meta juga agresif merekrut para bintang AI dengan gaji luar biasa. Mereka dilaporkan merekrut pakar AI berusia 24 tahun, Matt Deitke, dengan kesepakatan gaji USD 250 juta.
New York Times menguak total belanja modal Meta dapat mencapai USD 72 miliar tahun ini, yang sebagian besar akan dihabiskan untuk AI. Jadi mereka masih punya cukup banyak uang untuk dihabiskan.
Adapun gonjang-ganjing restrukturisasi divisi AI ini sebagian merupakan respons terhadap ketegangan internal Meta. Dikutip detikINET dari PCMag, Alexandr Wang dilaporkan berniat membuat perubahan drastis, antara lain dia menginginkan model AI super cerdas Meta bersifat tertutup, alih-alih open source atau sumber terbuka.
Bahkan kabarnya, ia membuang model superintelijen perusahaan yang sudah ada, yang dikenal sebagai Behemoth, untuk memulai semuanya lagi dari awal dari awal. Itu kabarnya memicu beberapa karyawan AI lama Meta hengkang karena tidak sepakat.
Sebelumnya, periset Meta mengklaim AI buatan mereka, mampu mengembangkan diri sendiri tanpa campur tangan manusia. "Dalam beberapa bulan terakhir, kami mulai melihat sekilas bahwa sistem AI kami meningkatkan dirinya sendiri. Perkembangan itu memang lambat untuk saat ini, tapi tak terbantahkan," tulis Zuck.
Zuckerberg menyebut AI yang mampu meningkatkan diri sendiri adalah langkah pertama menuju pencapaian kecerdasan super buatan atau artificial super intelligence (ASI), yaitu AI yang mampu melampaui kemampuan kognitif manusia.
Simak Video "Video: AI Bakal Tahu Kalau Kamu Bohong soal Usia di Internet"
(fyk/fay)