Pentingnya etika dalam perkembangan AI memastikan bahwa teknologi ini dikembangkan dan digunakan secara bertanggung jawab dan bermanfaat bagi masyarakat. Etika AI membantu mencegah penyalahgunaan, bias, dan dampak negatif lainnya yang mungkin timbul dari penerapan AI.
Hal ini disampaikan Direktur Bina Talenta Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Prof. Heri Kuswanto saat memberikan sambutan di acara 'Graduation Laskar AI 2025', di Gedung Arcadia, Menara Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/8/2025).
Ia mengingatkan agar para talenta AI lulusan program Laskar AI Lintasarta tetap rendah hati agar menjadi insan yang berdampak, dan tak kalah penting adalah memperhatikan etika.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kita tahu bahwa AI berkembang sangat cepat. Anda yang menguasai AI harus punya etika juga dalam konteks penggunaannya," katanya.
Hadir juga di acara ini, Kepala BPSDM Kementerian Komunikasi dan Digital RI Boni Pudjianto, ia menambahkan terkait pentingnya Indonesia memiliki sumber data yang berasal dari dalam negeri.
"Mesin boleh bisa data, tapi at the end kita harus punya environment ekosistem sehingga data-data itu juga berasal dari kita," ujarnya.
![]() |
"Kalau kita lempar semua keluar, kita menggunakan mesin dari luar, sebenarnya data tersebut terpencar ke mana-mana dan bias karena ada input dari berbagai negara lain," imbuhnya.
Ia menambahkan, pemerintah menginginkan kedaulatan teknologi, termasuk salah satunya mengupayakan agar sumber data berasal dari dan untuk masyarakat Indonesia.
"Pemerintah memikirkan untuk punya GPU khusus untuk ketahanan AI. Maka data-data bisa benar-benar sesuai dengan needs kita. Kita bisa lihat negara lain yang sudah melakukannya. Jadi data-data itu bisa memiliki nilai, etika yang tinggi, nilai-nilai Pancasila, kebudayaan, dan lain-lain. Benar-benar nilai Indonesia," sebutnya.
(rns/rns)