Satu-satunya Kapal Induk Rusia Terancam Jadi Rongsokan
Hide Ads

Satu-satunya Kapal Induk Rusia Terancam Jadi Rongsokan

Fino Yurio Kristo - detikInet
Selasa, 29 Jul 2025 16:15 WIB
Admiral Kuznetsov
Satu-satunya Kapal Induk Rusia Terancam Jadi Rongsokan. Foto: Wikipedia
Jakarta -

Satu-satunya kapal induk Rusia, Admiral Kuznetsov, kemungkinan akan dijual atau dijadikan rongsokan, menandai berakhirnya kapal perang yang pernah menjadi simbol ambisi angkatan laut Moskow.

Nasib kapal induk Angkatan Laut Rusia berusia 40 tahun itu di ujung tanduk setelah bertahun-tahun coba diperbaiki, tak beroperasi sejak 2017, dan pekerjaan pemeliharaan ditangguhkan. Andrei Kostin, kepala perusahaan pembuat kapal negara Rusia (USC), mengatakan bahwa tidak ada gunanya memperbaikinya lagi.

Dikutip detikINET dari Newsweek, pengamat menyatakan bahwa langkah mengakhiri riwayat kapal induk tersebut berarti hilangnya prestise bagi Angkatan Laut Rusia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Admiral Kuznetsov diluncurkan tahun 1985. Meski terlibat dalam kampanye militer Rusia di Suriah, kapal itu sudah 8 tahun tak beroperasi. Penundaan pemeliharaan dan meningkatnya biaya menimbulkan pertanyaan tentang efektivitasnya dalam peperangan modern.

ADVERTISEMENT

Kostin menyebut tidak ada gunanya memperbaikinya dan bahwa kapal itu akan dijual atau dibuang, meskipun belum ada keputusan akhir yang diambil. Pemusnahannya akan dianggap sebagai tanda menurunnya kemampuan AL Rusia.

Admiral Kuznetsov sepanjang 305 meter adalah kapal induk berat terakhir yang dibangun Uni Soviet. Setelah Uni Soviet runtuh, kapal itu dipindahkan ke Armada Utara Rusia dan digunakan dalam intervensi Rusia dalam perang saudara Suriah.

Kapal ini berbobot 59.000 ton, jangkauan 8.400 mil laut, dan dapat mengangkut 2.600 awak serta 26 pesawat sayap tetap dan 24 helikopter. Namun, ia kerap bermasalah dan disebut salah satu kapal induk terburuk di dunia.

Awalnya, perbaikan dijadwalkan selesai tahun 2022 di galangan kapal Zvyozdochka, tapi proyek tersebut dibebani berbagai masalah dan lonjakan biaya. Di 2018, dok kering apung tempat kapal tersebut diperbaiki tenggelam. Tahun berikutnya, kebakaran saat pengelasan menewaskan dua orang dan kebakaran lain terjadi di 2022.

Perkiraan biaya perbaikan membengkak dari 20 miliar rubel tahun 2017 menjadi 60 miliar rubel tahun berikutnya dan jadwalnya telah direvisi dari tahun 2022 menjadi 2024.

Yotuk Isık, pengamat dari Bosphorus Observer, mengatakan bahwa mengingat kapal tersebut tidak beroperasi bertahun-tahun, pemusnahan kapal tersebut tidak banyak berpengaruh secara strategis, tapi memberikan pukulan psikologis signifikan terhadap status Rusia sebagai kekuatan angkatan laut.

"Untuk memperluas kekuasaan di pelosok dunia, Anda membutuhkan kapal-kapal seperti itu dan Rusia menyerahkan satu-satunya kapal seperti itu yang dimilikinya, berarti kehilangan prestise," tambahnya.

Angkatan Laut Rusia menduduki peringkat ketiga dunia, menurut Majalah Military Watch dan tertinggal dari AS yang nomor satu. Hilangnya Kuznetzov berarti Rusia tidak memiliki kapal induk.

AS sendiri memiliki 11 kapal induk super. Ada juga 92 kapal penjelajah/kapal perusak Amerika dibandingkan dengan 13 milik Rusia, sementara AS memiliki fregat lebih dari dua kali lipat lebih banyak (21 berbanding 10) dibanding Rusia.

AS juga memiliki 53 kapal selam serang dibandingkan dengan 28 milik Rusia, sementara ada 14 kapal selam rudal balistik Amerika dibandingkan dengan 11 milik Rusia.




(fyk/fyk)
Berita Terkait