Gunakan Linux, Warmasif Jangkau 50 Kota Indonesia
Kamis, 21 Jun 2007 13:06 WIB
Jakarta - Guna mendukung program Indonesia Goes Open Source (IGOS), Depkominfo dan PT. Pos Indonesia mendirikan Warmasif (warung masyarakat informasi). Hingga akhir tahun ini, diharapkan Warmasif sudah menjamah 50 kota di Indonesia."Tahun 2009 diharapkan seluruh kota di Indonesia sudah terjangkau Warmasif," kata S.A Pamungkas, Konsultan Warmasif di Depkominfo yang juga staff BPPT.Kesepakatan Warmasif ini telah ditantangani Depkominfo, Kantor Pos Indonesia dan 50 Pemda Indonesia di Hotel Sahid Jakarta, Kamis (21/6/2007). Kesepakatan tersebut tentang pengembangan community access point (CAP) melalui pembangunan Warmasif.Warmasif adalah suatu model pengembangan Community Access Point (CAP), yang merupakan sebuah outlet dimana masyarakat yang berada di suatu wilayah dapat melakukan komunikasi, akses informasi global, pemasaran melalui internet, transaksi online dan akses perpustakaan digital.Warmasif diluncurkan sejak tahun 2005. Hingga tahun 2006, Warmasif sudah ada di 13 kota Indonesia, menyusul tahun ini 50 kota lagi di seluruh Indonesia tahun ini. Warmasif ditempatkan di kantor pos untuk melayani tiga bidang kemasyarakatan, yaitu pembangunan UKM, perpustakaan digital dan informasi layanan kesehatan.Lebih lanjut menurut Pamungkas, Warmasif akan menggunakan software open source Linux GSI yang berbasis distro Ubuntu, yang dikembangkan oleh IPTEKnet - BPPT (Badan Pengkajian Penerapan Teknologi).Dituturkannya, Depkominfo akan memberikan 1 unit server, 4 unit PC, 1 unit scanner, 1 unit printer dan 1 unit kamera digital ke setiap kantor pos dari 50 kota tersebut. "Namun perangkatnya baru akan dikirim pertengahan Juli nanti," jelasnya kepada detikINET.Di kesempatan yang sama, hadir Direktur Jenderal Aplikasi Telekamatika Cahyana Ahmadjayadi yang mewakili Menkominfo Mohammad Nuh. Ia mengungkapkan penggunaan Linux pada Warmasif adalah untuk mendukung program Indonesia Goes Open Source (IGOS)."Warmasif bisa digunakan secara gratis. Seluruh UKM bisa mendaftarkan diri melalui kantor pos terdekat namun kami akan melakukan seleksi untuk mencegah masuknya UKM palsu dengan produk yang tidak jelas," tambah Cahyana.Disamping itu, masih menurut Cahyana, berdasarkan konsultasi dengan Onno W. Purbo, Linux akan lebih tahan dari gangguan karena bebas dari ancaman virus.Hana Suryana, Kepala PT Pos Indonesia, juga mengatakan bahwa dengan Warmasif semua UKM bisa mempromosikan diri ke seluruh dunia melalui situs yang dibangun atas kerjasama Depkominfo, Kantor Pos dan Pemerintah Daerah.HambatanUntuk menjembatani kesenjangan digital, pastinya Warmasif berjalan bukan tanpa halangan. Salah satu hambatan yang dihadapi adalah masih banyak masyarakat yang tidak tahun mengenai layanan Warmasif. Salah satu perwakilan dari Pangkal Pinang menyampaikan hal senada.Menurut M. Luthfi, Asisten Sekda II Pangkal Pinang yang mewakili Bupati Pangkal Pinang, halangan utama dari penerapan Warmasif adalah kurangnya pengetahuan masyarakat tentang layanan ini. "Kami dari Pangkal Pinang sedang merencanakan untuk mempromosikan penggunaan Warmasif kepada masyarakat luas karena di Pangkal Pinang sendiri masih banyak masyarakat yang tidak tahu mengenai teknologi informasi. Harapannya dengan sosialisasi yang terus menerus, Warmasif akan berguna bagi masyarakat," tuturnya.
(dwn/dwn)