Para Orang Terkaya yang Hadiri Pelantikan Trump Ketiban Sial
Hide Ads

Para Orang Terkaya yang Hadiri Pelantikan Trump Ketiban Sial

Fino Yurio Kristo - detikInet
Jumat, 14 Mar 2025 20:04 WIB
Guests including Mark Zuckerberg, Jeff Bezos, Sundar Pichai and Elon Musk, arrive before the 60th Presidential Inauguration in the Rotunda of the U.S. Capitol in Washington, Monday, Jan. 20, 2025. (AP Photo/Julia Demaree Nikhinson, Pool)
Para Orang Terkaya yang Hadiri Pelantikan Trump Ketiban Sial. Foto: AP/Julia Demaree Nikhinson
Jakarta -

Saat pelantikan Donald Trump menjadi Presiden Amerika Serikat Januari silam, para orang terkaya dan terkuat menghadirinya. Mereka termasuk Elon Musk, Jeff Bezos, Sergey Brin, Mark Zuckerberg dan Bernard Arnault. Saat ini, mereka semua sedang ketiban sial.

Menurut Bloomberg, mereka kehilangan USD 209 miliar secara kolektif sejak Trump menjabat. Musk yang paling menderita, hartanya turun USD 148 miliar sejak 20 Januari. CEO Amazon Bezos berada di posisi kedua, kehilangan USD 29 miliar, sementara salah satu pendiri Google Sergey Brin, kehilangan USD 22 miliar.

CEO Meta Zuckerberg dan CEO LVMH Bernard Arnault sama-sama mengucapkan selamat tinggal pada USD 5 miliar. Musk, pemilik X, SpaceX dan Tesla, kekayaan bersihnya mencapai puncak bulan Desember sebesar USD 486 miliar, tertinggi yang pernah dicatat oleh indeks kekayaan Bloomberg.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lonjakan kekayaan bersih Musk sebagian besar berasal dari keuntungan signifikan Tesla dan kepercayaan investor. Namun kemudian, saham Tesla terus merosot. Adapun penurunan kekayaan Bezos juga seiring penurunan 14% saham Amazon yang terjadi sejak Januari.

Sementara itu, penurunan harta Sergey Brin terjadi saat saham Alphabet Inc. yang adalah perusahaan induk Google sudah anjlok lebih dari 7% awal bulan lalu.

ADVERTISEMENT

Zuckerberg awalnya mengalami hari yang baik setelah saham Meta naik 19% dari pertengahan Januari hingga pertengahan Februari namun kemudian juga ambyar. LVMH milik Arnault juga sempat mengalami lonjakan 20% awal November hingga akhir Januari, tapi keuntungan tersebut telah hilang.

Dikutip detikINET dari Independent, Jumat (14/3/2025) perang dagang yang belakangan gencar dilancarkan oleh Donald Trump tampaknya membuat investor makin hati-hati. Bahkan JPMorgan Chase menaikkan risiko resesi AS dari 30 menjadi 40%.

Mark Zandi dari lembaga pemeringkat kredit Moody's, sebelumnya mengatakan bahwa warga Amerika harus khawatir tentang ekonomi saat Trump menerapkan tarif. "Ada banyak badai di luar sana dan badai itu semakin lama semakin gelap," kata Zandi.




(fyk/fay)
Berita Terkait