Pelajar di Inggris Boleh Mengerjakan Tugas Sekolah Pakai ChatGPT
Hide Ads

Pelajar di Inggris Boleh Mengerjakan Tugas Sekolah Pakai ChatGPT

Anggoro Suryo - detikInet
Sabtu, 18 Jan 2025 20:15 WIB
Portland, OR, USA - May 19, 2023: Assorted productivity apps are seen on an iPhone, including ChatGPT, Microsoft 365, Slack, Google, Teams, Trello, Dropbox, Google Drive, and Zoom.
Ilustrasi ChatGPT. (Foto: Getty Images/hapabapa)
Jakarta -

Banyak pihak yang khawatir penggunaan kecerdasan buatan (AI) seperti ChatGPT disalahgunakan oleh pelajar dan mahasiswa untuk mengerjakan tugasnya. Namun Pemerintah Inggris punya pendapat yang berbeda.

Menteri Sains, Inovasi, dan Teknologi Inggris Peter Kyle malah menyarankan penggunaan teknologi seperti ChatGPT, bukan melarang penggunaannya di kalangan pelajar, demikian dikutip detikINET dari Techspot, Sabtu (18/1/2025).

Saat diwawancara oleh BBC, Kyle dimintai pendapatnya soal penggunaan AI oleh pelajar untuk mengerjakan tugas rumah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebenarnya dengan pengawasan dan penggunaan dengan cara yang benar, ya (boleh memakai ChatGPT), karena ChatGPT dan teknologi AI menggunakan bahasa yang sudah digunakan di sektor ekonomi," kata Kyle.

Kyle menyamakan kehadiran AI ini seperti saat kalkulator pertama ditemukan, yaitu pada tahun 1960an. Kalkulator, saat itu, ditakutkan akan melemahkan kemampuan matematika, berpikir kritis, dan pemecahan masalah dari manusia. Kalkulator juga dianggap bisa dipakai pelajar untuk berlaku curang.

ADVERTISEMENT

Namun pada akhirnya penggunaan kalkulator bisa diintegrasikan dalam proses pendidikan, dan menurut Kyle, hal yang sama juga perlu dilakukan untuk berbagai teknologi AI.

"Kita perlu memastikan kalau anak-anak dan remaja mempelajari bagaimana menggunakan teknologi ini," jelasnya.

Pernyataan Kyle ini berseberangan dengan aturan yang diterapkan Universitas Oxford dan Cambridge, juga Imperial College London, yang melarang menggunakan AI untuk pengerjaan tugas.

Namun Kyle berharap AI bisa membantu pelajar yang kesulitan mengikuti pola belajar tradisional. Yaitu pelajar neurodivergen, yang cara kerja otaknya berbeda dari orang pada umumnya, untuk mengatasi hambatannya itu.

"Ada anak-anak dengan bakat nyata dalam bakat yang tak biasa, dan menggunakan ChatGPT atau AI lain benar-benar dapat memacu dan memberi mereka tantangan yang tidak mereka dapatkan di tempat lain," kata Kyle.

Departemen Pendidikan New York City sempat melarang penggunaan ChatGPT di sekolah negeri pada Januari 2023. Namun mereka kemudian membatalkan aturan tersebut beberapa bulan kemudian, dan menyebut akan berfokus dalam mengintegrasikan AI ke dalam kurikulum pendidikan.




(asj/hps)